Dipukuli Aparat, Pilih Tertular Atau Mati Karena Lapar

- Sabtu, 4 April 2020 | 12:16 WIB
Keluarga dan kerabat menshalatkan jenazah Yasin Hussein Moyo (13 tahun) di Nairobi, Kenya, Selasa (31/3). Kematian Yasin disebut akibat tindakan berlebih aparat menegakkan aturan pencegahan Covid-19 di Kenya. Foto: AP Photo/Brian Inganga
Keluarga dan kerabat menshalatkan jenazah Yasin Hussein Moyo (13 tahun) di Nairobi, Kenya, Selasa (31/3). Kematian Yasin disebut akibat tindakan berlebih aparat menegakkan aturan pencegahan Covid-19 di Kenya. Foto: AP Photo/Brian Inganga

Penularan Covid-19 tidak pandang bulu. Baik di negara maju atau miskin. Di beberapa negara, penanganannya membuat yang melihat mengelus dada.

 

’’TIDAK ada peringatan, mereka langsung memukuli orang-orang.’’ Keluh kesah itu dilontarkan oleh Emily Nyambura, warga Nairobi, Kenya. Sejak virus SARS-Cov-2, penyebab Covid-19, masuk negara tersebut, pemerintah menerapkan jam malam. Nyambura adalah korban dari penegakan jam malam tersebut.

Pada 27 Maret lalu penjual minuman keliling itu tetap berdagang hingga senja tiba. Saat itulah petugas keamanan datang dan langsung menyemprotkan gas air mata. Beberapa bahkan dipukuli tanpa ampun tidak peduli dia masih muda ataukah lansia. Situasinya mirip membubarkan massa yang terlibat kerusuhan.

’’Ini bukan perang, ini penyakit,’’ ujar Michael Ndung'u, aktivis Kiamaiko Community Social Justice Centre. Menurutnya pemerintah Kenya memperlakukan penduduknya seperti binatang di tengah wabah Covid-19 ini. Hingga kemarin (3/4) ada 110 kasus penularan di Kenya dengan 3 orang meninggal.

Di Zimbabwe, semua toko dan bank tutup. Penduduk tidak bisa mengambil uang pensiun. ATM juga tidak ada isinya. Harga hand sanitizer melambung tinggi. Dan di saat bersamaan mereka juga kesulitan air bersih. Padahal Zimbabwe menerapkan lockdown selama 21 hari.

’’Ini akan menjadi 21 hari yang panjang, tidak ada apa pun di rumah (yang bisa dimakan),’’ ujar Nelson Mahunde seperti dikutip The Guardian.

Badan Pangan PBB (WFP) sudah memperingatkan bahwa 7,7 juta warga Zimbabwe bakal menghadapi kesulitan pangan tahun ini. Itu setara separo populasi penduduk. Pernyataan itu dibuat sebelum Covid-19 menyebar. Besar kemungkinan situasinya bakal makin parah.

Situasi serupa dirasakan oleh penduduk di Amerika Latin. Banyak di antaranya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Lockdown dan pembatasan gerak sama dengan membunuh mereka pelan-pelan. Pada akhirnya mereka akan melanggar batasan itu karena taat berarti mati kelaparan.

Para imigran asal Venezuela di Kolombia termasuk yang paling terpukul. Harga bahan pangan kini melambung tinggi sejak karantina wilayah diberlakukan. Di lain pihak, penghasilan mereka terjun bebas. Beberapa imigran yang menyewa tempat tinggal harian diusir ke jalan karena tidak mampu membayar. Akses air bersih, tempat cuci tangan dan makanan sehat untuk menjaga imun tidak ada. Para pekerja imigran asal Venezuela itu rentan tertular dan menularkan Covid-19.

Amerika Serikat (AS) juga sangat terpukul saat ini. Penularan di negara yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump ini kembali mencatatkan rekor baru. Pandemi Covid-19 juga menyebabkan angka pengangguran di AS meningkat tajam. Pekan lalu sebanyak 6,6 juta penduduk mengajukan bantuan untuk pengangguran. Mereka tidak lagi bekerja karena banyak restoran, hotel dan mall yang tutup. (sha/dos)

 Rekor Covid-19 di AS

 

AS perlahan merangkak menjadi negara paling terdampak virus korona. Kamis (2/4) waktu setempat, negara adidaya itu mencatat rekor baru.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X