BALIKPAPAN – Sebagian tempat ibadah di kota Balikpapan, telah menutup pintu untuk publik. Meski terpaksa, hal ini dilakukan guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Tidak terkecuali beberapa masjid besar.
Akan tetapi, lain halnya dengan masjid Jami Al Amin. Masjid di Jalan Adil Makmur, Baru Ilir, Balikpapan Barat ini bahkan masih mengadakan salat berjamaah lima waktu dan Jumat. Ketika hampir semua masjid mengikuti imbauan pemerintah kota untuk meniadakannya.
Uniknya, takmir masjid dan warga sekitar melakukan pencegahan dengan cara berbeda. Yakni membuat sebuah bilik sterilisasi. Yang dipasang tepat di pintu masuk masjid.
Para jamaah yang ingin beribadah, terlebih dahulu disterilkan dengan disinfektan yang merupakan racikan sendiri, sesuai standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Cairan disinfektan ini rutin disediakan setiap hari. Dengan persediaan rata-rata 50 liter air setiap harinya. Dicampur 2 liter cairan disinfektan. Sterilisasi pun dilakukan dengan mengembunkan air dari keran yang terpasang.
Ketua Pengurus Masjid Jami Al Amin Habib Agus Al Qadre mengatakan, sistem ini diterapkan bahkan sejak awal virus corona mewabah. Selain itu, ia berujar kawasan Balikpapan Barat belum termasuk zona waspada.
“Kami selalu menjaga kebersihan masjid ini. Penyemprotan selalu dilakukan setiap malam, termasuk ambal masjid dan microphone. Agar jamaah tidak merasa khawatir menjalankan ibadah salat Jumat,” ujarnya.
Selain itu, pihak masjid juga tidak memberlakukan jarak tertentu bagi para jamaah. Dikarenakan hal itu tidak sesuai syariat Islam. Menurut Habib, para jamaah sudah yakin akan kebersihan diri sendiri. Seperti melalui bilik sterilisasi dan mengambil wudu.
Meski begitu, pihaknya juga memeriksa apabila ada jamaah yang terlihat sakit. Jika jamaah tersebut flu atau batuk-batuk, pihak masjid akan memberi masker. Atau jamaah diminta membawa sorban sendiri dari rumah.
Alternatif lain, jamaah tersebut disarankan untuk beribadah di rumah saja. Sebagai upaya menjaga kenyamanan jamaah lain, yang mungkin saja gelisah apabila ada orang yang terlihat kurang sehat. Ketika sembuh, barulah bisa kembali melaksanakan ibadah di masjid.
“Alhamdulillah masyarakat mau mengerti dan mengikuti saran dari kami (pengurus masjid),” kata dia.
Lanjutnya, terkait beberapa masjid yang meniadakan salat Jumat maupun salat lima waktu, ia memaklumi hal tersebut. Dirinya berkata mungkin saja di sekitar masjid tersebut kondisinya cukup mengkhawatirkan. Sehingga untuk menghindari risiko, maka pihak masjid mau tidak mau meniadakan ibadah berjamaah lagi.
Kendati demikian, ia berkata akan mengikuti arahan pemerintah kota, jika tingkat kasus di Balikpapan Barat meningkat. Dengan catatan, adanya pendisiplinan yang tegas dari pemerintah. Misalnya, menyiapkan personel untuk berjaga di depan masjid. Ini diperlukan, guna mengantisipasi penolakan dari masyarakat. Serta memberi edukasi terkait situasi yang terjadi.
“Kami para pengurus masjid, punya hukum akidah fiqih. Di mana adanya larangan menutup masjid, itu hukumannya berat. Jadi, kami tetap buka pintu masjid. Silakan aparat atau petugas yang beri pengertian ke masyarakat,” tandasnya. (*/okt/ms/k15)