Gedung Bandiklat Tempat Istirahat, Sebagian “Disulap” Jadi Ruang Isolasi

- Jumat, 3 April 2020 | 12:13 WIB
BUAT ALTERNATIF: Pegawai Dinas Kesehatan Kutim menunjukkan gedung BKPP untuk dijadikan rumah sakit dadakan sekaligus tempat tinggal perawat. LELA RATU SIMI/KP
BUAT ALTERNATIF: Pegawai Dinas Kesehatan Kutim menunjukkan gedung BKPP untuk dijadikan rumah sakit dadakan sekaligus tempat tinggal perawat. LELA RATU SIMI/KP

Untuk mengantisipasi kekurangan fasilitas kesehatan di RSUD Kudungga, Dinas Kesehatan Kutim mengubah fungsi gedung Bandiklat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) menjadi ruang isolasi dan tempat tinggal petugas kesehatan penanganan Covid-19.

 

SANGATTA–Tempat itu dinamakan rumah sakit darurat. Dijelaskan Kadiskes Kutim Bahrani Hasanal, hal itu merupakan hasil koordinasi dengan tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemic Corona. "Ya, kami yang koordinasi, selain untuk persiapan RS darurat, juga dipakai untuk isolasi tim medis," katanya saat dikonfirmasi (2/4).

Mes yang berisikan 47 relawan tim medis itu sejauh ini belum menangani pasien sama sekali. Terlebih, RSUD Kudungga masih mumpuni menampung pasien-pasien yang ada. "Belum ada pasien yang harus dikirim ke RS darurat itu, di Kudungga masih bisa mengantisipasi," ungkapnya.

Hingga saat ini, hanya tim relawan medis yang melakukan isolasi mandiri di gedung tersebut. Tujuannya, lanjut Bahrani, agar para tenaga medis yang kini sebagai pejuang memerangi virus tidak ada kontak dengan keluarga atau masyarakat. "Di Bandiklat belum ada menerima pasien diisolasi karena gejala Covid-19, hanya tim medis kami tempatkan jadi satu," bebernya.

Termasuk tenaga medis yang memiliki rumah di Sangatta. Dia berharap dapat menempati gedung tersebut, sebagai bentuk antisipasi penyebaran. "Sebenarnya mereka keluar RS sudah steril, kan mengantisipasi lebih baik," sebutnya.

Tidak hanya petugas medis yang ditempatkan di Bandiklat, petugas administrasi, petugas kebersihan, hingga Satpol PP yang berjaga di lokasi yang dialihfungsikan sementara itu harus ikut menetap.

"Mereka jangan ke mana-mana, beraktivitas di gedung itu dulu. Mereka karantina, belum tahu sampai kapan, yang pasti selama penanganan. Mudahan cepat berakhir," ujarnya.

Adapun tambahan relawan biasanya bertambah setiap hari. Kata dia, ada yang berasal dari rumah sakit swasta yang kerap mengirimkan perwakilan dua orang, ada pula perawat-perawat yang tidak bekerja sebagai perawat di luar, hanya memiliki STR.

"Banyak lulusan perawat yang tidak bekerja di bidangnya, tapi sekarang melamar jadi relawan. Itu tidak masalah, yang penting memenuhi syarat," tutupnya. (*/la/dra2/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X