Ketika daerah lain di Kaltim sebagian hujan, namun tidak di Kutim. Panas terjadi sejak beberapa hari terakhir. Dan memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
SANGATTA–Seluas 2 hektare (ha) di Jalan Bukit Pelangi, Sangatta Utara, kemarin (2/4), sekitar pukul 11.00 Wita, kobaran api masih menyala dan terus meluas. Bahkan, diperkirakan setengah jam berlalu tanpa petugas pemadam. Padahal, si jago merah semakin mendekati permukiman, pondok pesantren dan gedung pemerintahan.
Dari titik api hingga fasilitas pemerintahan tidak jauh, hanya berjarak sekitar 300 meter. Jadi sangat rawan dan membutuhkan penanganan cepat. Api berada tepat di tepi jalan utama, yang merupakan satu-satunya akses yang dilintasi warga setempat.
Pantauan harian ini, tidak ada jalan lain yang dapat dilalui untuk warga yang hendak bertolak ke kawasan perkotaan. Sehingga, masyarakat nekat menerobos jalanan meski harus berjibaku dengan api di tepi jalan.
Iwan, warga sekitar menyebut telah menghubungi pemadaman. Sayang, hingga api menyebar belum juga tertangani dengan baik. "Ya langsung saya telepon, tapi lama datangnya," ungkap dia saat diwawancarai di lokasi kejadian.
Warga sekitar dibantu anak-anak pondok pesantren, pihaknya berupaya pencegahan, memanfaatkan air saluran pembuangan (parit) untuk memadamkan api. Namun, hal itu tidak mudah, api masih terus merambat ke semak belukar. "Adanya hanya air parit, kami pakai itu saja untuk menyiram," tuturnya.
Sekretaris BPBD Kutim Agung membenarkan pihaknya menerima laporan terjadi karhutla. Dia telah menerjunkan personel untuk melakukan pemadaman. "Kami masih pendataan, saya juga masih rapat, tadi anggota yang turun," singkatnya.
Sebelumnya, dia menuturkan, belasan kasus terjadi sejak awal hingga triwulan 1 2020. Pemadaman terus-menerus dilakukan tim BPBD. Sejak 22 Januari terjadi Muara Wahau, lahan seluas 3 ha habis dilahap si jago merah. Terus terjadi karhutla di titik lain. Di Desa Singa Gembara, Kecamatan Sangatta Utara, lahan 1,5 ha rata. Pada 4 Februari, api menjilat lahan di Jalan Ring Road, Sangatta Selatan, seluas 1 ha. Nyaris setiap hari terjadi saat memasuki musim panas. Bahkan, hal itu terulang-ulang di Sangatta Utara, di Kelurahan Teluk Lingga. Terjadi pula di Jalan Muara Gabus, bahkan terjadi di dua titik. Empat kejadian karhutla juga terjadi di Sangatta Utara secara beruntun. (*/la/dra/k8)