Rumah Sakit Butuh Kamar Cadangan, Waspadai Kasus Transmisi Lokal

- Jumat, 3 April 2020 | 10:24 WIB
RSKD Balikpapan
RSKD Balikpapan

Sudah 21 orang positif di Benua Etam. Pasien positif ini, tak semuanya terjangkit di daerah lain atau diketahui kontak erat dengan pasien positif. Ada juga tertular di kotanya sendiri, atau terjadi transmisi lokal, tanpa diketahui siapa yang menularkannya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kaltim Andi M Ishak memaparkan, pasien positif baru kemarin (1/4) berasal dari Kukar. Selanjutnya, disebut KKR 2. Pasien merupakan perempuan berusia 37 tahun dan memiliki riwayat kontak erat dengan KTM 1 (pasien konfirmasi Covid-19 pertama Kutai Timur) dari klaster Bogor Sinode. Keluhan KKR 2 ini flu dan suara serak. Pada 9 Maret, yang bersangkutan berobat di Samarinda. Kemudian, pada 11 Maret terbang ke Jakarta.

Lalu, pada 16 Maret berobat di Jakarta dan dinyatakan tak terindikasi Covid-19. Lalu, pada 19 Maret pasien kembali ke Tenggarong, Kukar dan melakukan isolasi di rumah hingga 25 Maret. Selanjutnya, pada 26 Maret yang bersangkutan berobat ke RSUD AM Parikesit Tenggarong, Kukar dan dirawat di isolasi rumah sakit ini. "Saat ini, kondisi pasien membaik," imbuh Andi.

Ditambahkannya, transmisi lokal juga sudah terjadi. Selain pasangan suami-istri, transmisi yang tidak diketahui asalnya juga terjadi pada pasien BPN 15.

Pasien merupakan laki-laki berusia 65 tahun. Dijelaskannya, pasien yang terkonfirmasi pada Selasa (31/3) ini tidak punya riwayat keluar Kaltim. "Dan tidak jelas kontak eratnya dengan siapa," sambung Andi. Dia memaparkan, pada 17 Maret, pasien demam. Kemudian, pada 28 Maret berobat. Kemudian setelah diperiksa, pasien langsung dirawat di ruang isolasi. Sebab, pemeriksaan toraks menunjukkan pneumonia.

"Makanya, ini memperlihatkan transmisi lokal terjadi di Balikpapan," sambungnya. Di sisi lain, pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal pada Selasa (31/3) di Balikpapan juga tak punya riwayat bepergian. Namun, karena gejalanya yang serupa dengan Covid-19 dan kondisi pasien memburuk, maka pasien diambil spesimennya untuk diperiksa, dan dirujuk ke RSUD Kanudjoso Djatiwibowo. Sayangnya, dalam perjalanan, pasien mengembuskan napas terakhirnya.

"Dia masuk di RS Tentara tanggal 30 Maret. Dengan keluhan pilek dan sesak napas. Kondisi memburuk direncanakan dirujuk ke RSKD, tapi sampai di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo meninggal," papar Andi.  Pasien pun dimasukkan dalam status PDP karena hasil tes SWAB belum keluar. Hingga kemarin (1/3), 178 orang menjadi PDP di Kaltim. Sekitar 120 di antaranya dinyatakan negatif. Sementara 21 di antaranya positif dan 37 orang masih menunggu hasil.

Tambahan PDP kemarin ada tiga. Selain satu PDP di Balikpapan, dua PDP baru di Samarinda. Satu PDP punya riwayat bepergian ke Bogor, Jawa Barat. PDP ini mengeluh batuk dan lemah, kini dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda.

Sementara satu PDP terkait pertemuan keagamaan di Gowa, Sulawesi Selatan. PDP ini dirawat di RSUD AWS dengan keluhan batuk, pilek, sakit tenggorokan, diare, mual, dan muntah. Diskes Kaltim pun berhasil mendapatkan data 557 pelaku perjalanan ke Gowa ini.  Dari data ini, paling banyak adalah Samarinda dengan 200 orang yang berangkat. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda Ismed Kusasih memaparkan, hingga 1 April, pihaknya berhasil melakukan tracking 63 orang. Mereka dilakukan rapid test.

"Hasilnya negatif semua," ucap Ismed.

Kembali ke Andi M Ishak, dia mengatakan bahwa kondisi di Kaltim memang perlu segera langkah progresif. Selain menjaga imunitas tubuh dan rajin cuci tangan, juga harus membatasi interaksi orang untuk memutus rantai penularan. "Virus ini menyebar melalui droplet (cairan). Sebagian besar penularan itu dari tangan. Soalnya, pegang benda yang ada droplet. Kedua, melalui batuk atau bersin penderita. Makanya yang sakit harus pakai masker. Masih ada penularan, karena masih banyak yang kumpul dan mobilitas masih ada," kata Andi.

Dia pun tidak menganjurkan penyemprotan disinfektan dengan ada manusianya dalam ruang tertutup. Pasalnya, disinfektan hanya untuk benda mati. Jika ada makhluk hidup seperti manusia ini, harus menggunakan cairan antiseptik. Penyemprotan disinfektan mungkin bisa membunuh kuman atau virus. Tetapi, tidak dianjurkan jika manusianya turut disemprot.

Ditemui di Balai Kota kemarin, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyesalkan masih ada orang tidak bertanggung jawab menyebarkan kabar tidak pasti terkait pasien yang meninggal tersebut. “Kita sangat menyayangkan ada warga yang menyiarkan seolah-olah sudah pasien positif. Ini bisa jadi pelanggaran hukum menyebarkan berita bohong,” tuturnya. Padahal sudah sangat jelas, hasil laboratorium terkait pasien yang bersangkutan belum keluar. Sehingga masih terus menunggu hasil pemeriksaan.

Sejauh ini, pasien yang meninggal di Balikpapan ada tiga orang. Meski satu orang sudah negatif dan satu orang lagi belum ada hasil pemeriksaan, keluarga sudah setuju protokol pemakaman mengikuti penanganan pasien Covid-19. Sebagai update informasi, saat ini jumlah PDP mencapai 29 orang. Terbanyak mereka berada di ruang isolasi RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) yakni sebanyak 24 orang. Lanjut dia, masih ada enam orang yang saat ini hasil pemeriksaan swab masih dalam proses pengiriman ke BBLK Surabaya. Sementara kemarin, pihaknya telah melakukan pemeriksaan swab kepada 16 orang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X