Kisah Rhesa H.W., Pasien Positif Covid-19, Jalani Isolasi hingga Sembuh

- Selasa, 31 Maret 2020 | 15:42 WIB
Rheza
Rheza

Rhesa Haryo Wicaksono baru tahu dirinya positif Covid-19 sepulang dari rumah sakit. Sang ibu, Eny Sofia, dengan masukan dari berbagai pihak, memang sengaja merahasiakannya. Berikut wawancara wartawan Jawa Pos Radar Malang SANDRA DESI CAESARIA dengan mahasiswa Universitas Brawijaya itu bersama sang bunda melalui telepon.

 

Bisa diceritakan gejala awal yang dulu Anda rasakan?

Rhesa: Awalnya, saya merasa panas. Lalu, saya minum parasetamol, tapi tidak turun panasnya hingga dua minggu. Lalu, saya cek ke dokter, ke lab, tidak ada indikasi tifus dan demam berdarah. Malah, saya ada radang dan dirujuk untuk rontgen paru-paru. Ternyata ada flek. Saya disuruh opname.

 

Jadi, selama opname itu langsung dites swab?

Rhesa: Ya, tapi itu ketika saya di RSSA (Rumah Sakit Syaiful Anwar, Kota Malang). Saya opname dulu di RS Panti Nirmala (Kota Malang) empat hari. Lalu, pada 12 Maret dirujuk ke RSSA. Awalnya masuk ICU (intensive care unit/ruang gawat darurat) dan kemudian ke ruang isolasi selama 11 hari. Saya diminta tes swab, darah, dan urine.

 

Anda tahu positif korona saat isolasi?

Rhesa: Oh, tidak. Saya selama isolasi hanya tahu saya ini infeksi paru-paru. Saya ya tidak tahu selama ini dirawat dokter dan perawat dengan alat pelindung diri (APD) kayak astronot itu karena saya positif korona. Para dokter hanya berkomunikasi dengan keluarga. Saya baru diberi tahu ibu sehari setelah pulang dari RSSA.

 

Ketika kali pertama mendengar putra Ibu positif, apa yang Ibu lakukan?

Eny: Dinas Kesehatan (Kota Malang) nelpon saya terus. Saya kan takut positif ya karena saya ngelap keringat dia, menyuapi dia juga, sejak di RS Panti Nirmala. Tapi, ketika saya tahu hal ini, secara mandiri saya dan kedua anak saya lainnya langsung rontgen mandiri (Rhesa anak pertama dari tiga bersaudara, Red). Bersih hasilnya. Orang dinkes juga bilang bahwa orang rumah akan di-swab. Enam orang, termasuk pembantu dan keluarga.

Saya sendiri dan tantenya yang lebih sering kontak dengan Rhesa. Di RSSA, saya ikut swab. Bersama dengan dokter-dokter yang ikut antre swab. Selama swab itu, saya ditemani petugas dinkes. Dulu saya khawatir. Karena perasaan saya, di badan ini seperti ada indikasi korona. Ah, bukan. Ternyata stres ini yang bikin seolah-olah saya juga terkena. Kita itu bener-bener harus positive thinking. Tetapi tidak boleh mengabaikan kondisi tubuh juga.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X