BALIKPAPAN ¬- Meski dihadapkan dengan kasus penyebaran virus corona yang tak kunjung berhenti, para pengembang di Kaltim terus berinovasi agar usahanya tetap survive. Salah satunya mereka memilih fokus memasarkan unit-unit yang sudah ready menggunakan beragam layanan digital. Sebab saat ini aktivitas pembangunan sedang menurun akibat pembatasan aktivitas di luar rumah.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Kaltim Bagus Susetyo mengatakan, kondisi properti cukup lesu. Namun kinerjanya memang sudah turun sejak era batu bara anjlok pada 2014 lalu. “Tapi kalau saat ini sesuai instruksi pemerintah segala aktivitas di luar rumah diharapkan berhenti dulu. Jadi beberapa pengembang tidak membangun. Mereka fokus menjual rumah yang ada saja,” terangnya, Senin (30/3).
Secara langsung, dampak penyebaran virus corona dinilai belum begitu terasa untuk sektor properti. Menurut Bagus, efeknya baru dirasakan jika benar-benar diterapkan lockdown atau karantina wilayah. Kalau sampai saat ini pihaknya masih bisa melakukan transaksi lewat digital. “Kami memanfaatkan layanan digital yang ada. Jadi bertemunya mungkin saat akad saja,” ungkapnya.
Bagus menyampaikan, saat ini yang paling terdampak perumahan subsidi. Apalagi tahun lalu pemerintah membatasi kuota perumahan subsidi. Nah, tahun ini aturan berubah tapi kuota dihapuskan. Namun, pembangunan perumahan bersubsidi tidak bisa dilakukan karena dampak corona.
“Tumpuan properti di Kaltim saat ini perumahan bersubsidi. Kalau komersial ya kami jual sisa yang masih ada. Kalau membangun baru, biasanya kami lebih condong ke perumahan subisidi atau FLPP,” bebernya.
Bagus menerangkan, penjualan perumahan bersubsidi di Kaltim tergolong tinggi. Bahkan, saat ini masih ada yang mengantre atau masuk list tunggu beli. “Kita tetap optimistis badai [corona] segera berlalu. Sekarang ini para pengembang banyak melakukan hal kreatif untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah supaya tetap bisa proses realisasi KPR," katanya.
Ia berharap perbankan dan Kementerian PUPR bisa memberikan kemudahan dalam hal proses dan persyaratan. “Kalau kondisi seperti ini kita harus bersatu. Jangan sampai bisnis kami juga jalan di tempat,” tutupnya. (aji/ndu/k18)