SAMARINDA–Kebijakan penutupan tempat hiburan malam (THM) dan beberapa tempat perbelanjaan untuk sementara waktu, menjadi kekhawatiran bagi para pekerja. Kebijakan yang bertujuan memutuskan mata rantai penyebaran virus corona di Samarinda, hingga kini, belum diketahui sampai kapan akan diberlakukan.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang meminta, kepada para pelaku usaha agar dapat memerhatikan para pekerja mereka. "Jangan sampai ada yang di-PHK (pemutusan hubungan kerja). Kondisi ini (penutupan lokasi) kan bukan mau kami (pemerintah). Jadi, pengusaha tolong pengertiannya," pinta Jaang, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya THM, sekolah dan kantor pun diberikan kebijakan untuk melakukan work from home (WFH). Penutupan sekolah-sekolah dan instansi pemerintahan diberlakukan sejak Selasa (17/3). Kemudian, kebijakan tersebut disusul dengan penutupan pusat-pusat keramaian, Jumat (20/3).
"Kami minta warga di rumah dulu, supaya tidak bertambah yang terinfeksi. Makanya jangan dulu beraktivitas di luar rumah kalau tidak mendesak," ungkapnya.
Para pelaku usaha pun diminta untuk mengambil peran untuk bersama-sama dalam mencegah penyebaran virus ini. "Bisa dengan meminjamkan alat penyemprot disinfektan. Sehingga bisa digunakan untuk mensterilkan lokasi-lokasi di sekitar wilayah operasional mereka," sambungnya.
Apabila tidak bisa meminjamkan, setidaknya dapat menyemprot sendiri tempat usaha mereka. Jadi, pelanggan maupun pekerja yang datang bisa terjamin kebersihannya. (*/ela/dns/k8)