Terhentinya kompetisi memang membuat klub merugi. Tak mendapat pemasukan, namun mereka punya kewajiban membayar gaji pemain.
BALIKPAPAN - Beruntung, PSSI mengizinkan klub memangkas gaji selama kompetisi dihentikan. Klub diberi keringanan dengan hanya membayar 25 persen gaji, mulai Maret hingga Juni mendatang. “Alhamdulillah, kami sudah sampaikan ke pemain dan mereka legawa,” kata asisten manajer Persiba Sayid Ryanezard.
Apalagi, kata Ajad, kondisi ini sudah masul force majeur dan bukan faktor kesengajaan klub. Senada, pemain Persiba, Yusuf Efendi mengaku manajemen sudah menyampaikan surat dari PSSI soal gaji kepada pemain.
“Pemain sepakat dengan keputusan ini, tidak ada masalah,” kata mantan penggawa Madura FC ini. Namun Yusuf menyebut, maksimal gaji 25 persen baru berlau bulan April. Sebab gaji bulan Maret sudah dilunasi 100 persen oleh manajemen.
Ditambah lagi, menurut Yusuf kondisi ini memang di luar prediksi. Dia juga mencoba mengerti kondisi klub yang juga dirugikan dengan penghentian kompetisi.
“Kami saling mengerti, yang paling pentint saat ini adalah kesehatan. Semoga kompetisi bisa segera bergulir dan situasi membaik,” harap Yusuf.
Meski dianggap membantu keuangan klub, namun keputusan PSSI yang membolehkan klub membayar maksimal gaji sebesar 25 persen, mendapat penolakan dadi Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
APPI menilai keputusan ini dilakukan secara sepihak oleh PSSI. Oleh karena itu, mereka meminta keputusan itu direvisi dengan cara mengambil keputusan secara bersama-sama pemain. Bahkan, APPI sudah melayangkan surat keberatan kepada PSSI. (hul/abi)