Kematian Corona Biasanya Didasari Faktor Usia dan Lambat Penanganan

- Senin, 30 Maret 2020 | 15:04 WIB

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari F. Syam menyatakan, kematian penderita Covid-19 biasanya didasari faktor usia dan keterlambatan penanganan. Semakin lanjut usia, risikonya semakin besar. Belum lagi jika ada penyakit penyerta.

Dia mengatakan, keterlambatan penanganan pasien bisa jadi disebabkan rumah sakit rujukan sudah penuh. Apalagi, kapasitas rumah sakit lain juga terbatas. Akibatnya, saat menunggu ditangani, pasien mengalami gangguan organ. ”Dengan kondisi saat ini, rumah sakit rujukan dan bukan rujukan juga penuh,” katanya. Ventilator atau alat bantu pernapasan sangat dibutuhkan ketika pasien mengalami masalah pada fungsi paru. ”Kita harus menjaga agar ventilator cukup,” imbuhnya.

Yang dibutuhkan lagi adalah alat cuci darah. Terutama pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal. ”Alat ini terbatas,” ungkapnya. Melihat hal itu, Ari menyatakan perlu adanya pembatasan. Dia contohkan di Jakarta yang menjadi episentrum Covid-19. ”Kalau masyarakat masih di jalan, kasus ini semakin meningkat,” ucap Ari. Akibatnya, beban kerja rumah sakit serta tenaga medis semakin berat. Dampak jangka menengahnya adalah kasus yang seharusnya ditangani menjadi terabaikan.

Pemerintah telah mengumumkan 132 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Selain itu, ada Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, yang memiliki daya tampung hingga 3.000 pasien. Ada juga pembangunan RS khusus di Pulau Galang yang dipercepat. Hingga kemarin, pasien yang dirawat di Wisma Atlet berjumlah 387 orang. Perinciannya, 77 pasien positif Covid-19, 223 PDP, dan 87 ODP.

Sementara itu, di Pulau Galang, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyampaikan bahwa rencana pengoperasian hari ini (30/3) batal. Dia menyebut masih ada sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. ”Belum siap (dioperasionalkan), progres masih 91 persen,” terang dia saat diwawancarai Jawa Pos kemarin.

Menurut Yudo, pihaknya tidak akan memaksakan diri mengoperasikan RS Darurat di Pulau Galang selama masih ada pembangunan. ”Jangan sampai sudah ada pasien, tapi masih ada yang kerja,” kata dia. Perintah itu sudah dia sampaikan kepada Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah sebagai panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Pulau Galang.

Berdasar laporan terakhir yang diterima Yudo kemarin, sisa 9 persen pekerjaan yang belum tuntas terdiri atas tiga mes perawat, mes untuk petugas, mes untuk dokter, gedung laundry, gedung isolasi di ICU, gedung observasi, dan insinerator. Meski sudah ditargetkan cepat, Yudo memaklumi penyelesaian pembangunan yang sedikit terlambat. ”Karena banyak sekali gedung yang dibangun,” tegasnya.

Walau ada beberapa yang hanya renovasi bangunan lama, Yudo menyebutkan bahwa mayoritas justru bangunan baru. Karena itu, pemerintah harus membangun dari nol. Namun, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pihaknya tetap siap mengoperasikan rumah sakit tersebut dalam waktu dekat. ”Perkiraan tiga hari lagi (Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang beroperasi),” jelasnya.

Yudo meminta supaya panglima Kogasgabpad Pulau Galang mengawal ketat. ”Saya sudah infokan Pangdam agar benar-benar siap baru dibuka,” tegas dia. Seperti yang sudah disampaikan oleh Yudo, sangat mungkin rumah sakit tersebut dipakai terlebih dahulu oleh WNI dari Malaysia. Khususnya para TKI yang dipulangkan dari negara tetangga itu.

Untuk alat pelindung diri (APD) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, sudah didistribusikan 151.000 APD dari total 170.000 stok APD yang berada di Gudang Nasional Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Mekanisme penyaluran APD menggunakan dua skema. Skema pertama yang telah dilakukan adalah dengan mengirimkan ke wilayah yang kesulitan transportasi seperti di Papua dan Papua Barat serta wilayah perbatasan dengan bantuan TNI. Kemudian, skema kedua adalah beberapa daerah mengirim tim untuk mengambil secara mandiri sehingga kebutuhan di setiap daerah bisa dipenuhi secara cepat. (lyn/syn/c6/oni) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X