SETELAH menetapkan wisma atlet di kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar) jadi tempat isolasi orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19, pemkab kini membidik kepulangan mahasiswa dari daerah terjangkit. Sebuah hotel pun disiapkan sebagai tempat karantina selama 14 hari.
Bupati Kukar Edi Damansyah berharap dua orang positif Covid-19 yang menjalani perawatan di RSUD AM Parikesit diharapkan yang terakhir. Tak ingin terjadi penambahan, dia mengambil sejumlah langkah.
General Manager Grand Elty Singgasana Haryanto mengaku mendapat telepon dari Sekkab Kukar Sunggono. Kebijakan pihak hotel yang menutup sementara, rupanya sampai ke pemangku kebijakan.
Mewakili Edi, Sunggono rupanya menyampaikan komunikasi awal terkait penggunaan hotel bintang tiga itu sebagai tempat karantina mahasiswa dan pelajar Kukar yang pulang dari daerah terjangkit. Dalam kondisi pemasukan hotel yang sedang terseok-seok karena badai Covid-19, hal itu menjadi angin segar.
Apalagi, Hotel Grand Elty merupakan aset Pemkab Kukar yang dikelola swasta. Sempat khawatir dengan berbagai risiko, tapi Haryanto paham, mahasiswa dan pelajar yang pulang tersebut berstatus orang tanpa gejala (OTG) dari daerah terjangkit. Berbeda dengan ODP apalagi pasien dalam pengawasan (PDP). “Tapi mereka tetap dikarantina selama 14 hari sebagai langkah antisipasi,” ujarnya.
Lebih dari 56 kamar disiapkan dengan berbagai keperluan pendukung. Di antaranya, makan tiga kali sehari dan fasilitas layaknya hotel berbintang. Ditambah 21 extrabed jika diperlukan.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar Martina Yulianti membeberkan peluang penyebaran Covid-19 di Kukar ditutup rapat-rapat. Tak sekadar sosialisasi, pemkab juga memberi fasilitas kepada pihak-pihak yang berpotensi membawa virus tersebut.
Termasuk, kata dia, para mahasiswa dan pelajar yang saat ini pulang ke Kukar karena wabah tersebut. Lantaran berasal dari daerah terjangkit, maka diawasi ketat. Pelaporannya sangat mudah, cukup menyampaikan lewat hotline. “Mahasiswa dan pelajar itu pulang bukan karena keinginan mereka. Mereka jauh-jauh menuntut ilmu di luar Kukar, lalu terpaksa kembali karena wabah ini,” imbuhnya.
Dikatakannya, bagi mahasiswa yang memiliki gejala tertentu, akan dikarantina di wisma atlet. “Bagi dua pasien yang positif Covid-19 diupayakan sembuh. Upaya pencegahan dilakukan sangat masif. Makanya potensi terbawanya virus ditangani secara serius. Itu adalah langkah penanganan di hulu,” bebernya.
Proses karantina dilakukan selama 14 hari dengan pengawasan petugas medis. Mereka tidak diperbolehkan keluar kamar. Termasuk tidak menerima pembesuk. Untuk keperluan makan akan disediakan tiga kali sehari tanpa melakukan kontak langsung dengan siapa pun. Berbagai kegiatan keagamaan seperti salat dan berolahraga di kamar juga dilakukan secara rutin.
Kegiatan karantina dilakukan sejak Minggu (29/3) hingga 14 hari ke depan. Sedikitnya, sudah ada 50 orang yang menghubungi hotline tersebut. Perempuan yang akrab disapa Yuli itu memastikan bahwa para mahasiswa akan dijemput tim dari gugus tugas Pemkab Kukar sejak dari bandara.
Bahkan, Pemkab Kukar sudah berkoordinasi dengan pihak otorita bandara dan pelabuhan di Balikpapan serta Samarinda. “Alhamdulillah, dukungannya juga sangat baik dari pihak bandara. Jadi, skema pencegahan yang dilakukan Pemkab Kukar ini harapannya bisa berjalan baik,” tambah Yuli.
Selain di wisma atlet dan hotel, Pemkab Kukar juga bekerja sama dengan salah satu perusahaan migas di Kecamatan Muara Badak untuk menyediakan ruang isolasi bagi ODP. Terutama bagi klaster yang baru datang dari Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Terlebih lagi, ODP di Muara Badak saat ini kedua terbanyak setelah Kecamatan Tenggarong. Yaitu sebanyak 37 ODP. Sementara total ODP di Kukar mencapai 281 orang.
Sementara itu, kemarin, Edi Damansyah didampingi Sekkab Kukar Sunggono memantau mahasiswa dan pelajar yang sudah menempati Hotel Grand Elty. Kunjungan Edi tersebut guna memastikan aktivitas karantina berjalan baik.