Mereka Terjerat Korona, tapi Sulit Masuk RS Akhirnya Dirawat di Rumah oleh Istri

- Senin, 30 Maret 2020 | 14:50 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Ketika orang berbondong-bondong untuk mendapatkan rapid test coronavirus disease 2019 (Covid-19), ada pasien yang sulit mencari rumah sakit. Antre rumah sakit menjadi permasalahan ketika kasus semakin membeludak.

----

 

Awal pekan lalu seperti mimpi buruk bagi keluarga kecil Yuni, bukan nama sebenarnya. Dokter tiba-tiba memvonis suaminya sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19. Ironisnya, banyak rumah sakit yang ogah merawatnya.

Ceritanya berawal ketika suami Yuni, sebut saja Anwar, 39, mengeluh tak enak badan. Dia demam. Muncul batuk-batuk hingga sesak napas. Yuni yang tak sampai hati kemudian membawa Anwar ke Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Jakarta. Di sana baru diperiksa sebentar, sang suami diminta pindah RS. ’’Ditolak, disuruh ke (RS darurat) Wisma Atlet,’’ ujarnya saat dihubungi Jawa Pos, Jumat (27/3). Yuni sempat bingung. Tanpa ba-bi-bu dan surat pengantar, mereka disuruh langsung pindah. ”Kan nggak bisa juga ujug-ujug ke sana kalau tanpa surat pengantar,” keluhnya.

Akhirnya, mereka memutuskan pulang. Esoknya Yuni berinisiatif membawa Anwar ke puskesmas. Yuni cemas karena batuk sang suami tak kunjung reda. Dia semakin resah karena RS tidak memberinya obat. ”Akhirnya, kami ke Puskesmas Ciracas,” ungkap perempuan berkerudung tersebut.

Setelah menunggu sekitar lima jam, tiba giliran Anwar diperiksa. Setelah ditanya riwayat kontak dan perjalanan, Anwar langsung dinyatakan PDP. Sebab, Anwar sempat kontak dengan warga negara asing (WNA). Dokter di puskesmas merujuk Anwar ke RS Pusat Persahabatan. Karena sedang tak enak badan, Anwar akhirnya diantar sang kakak.

Namun, lagi-lagi Anwar harus menelan pil pahit. Dia kembali ditolak. Di IGD, bapak tiga anak itu diminta pulang. Dia disuruh melakukan isolasi mandiri di rumah. Alasannya, menurut pengakuan Yuni, yang diisolasi di RS adalah para lansia.

Sambil memendam kekecewaan mendalam, Anwar pulang ke rumah. Dia dan Yuni kemudian sepakat untuk melakukan physical distancing. Anwar yang harus mengisolasi diri berada di kamar lantai bawah, sedangkan Yuni dan anak-anaknya di lantai atas.

Yuni masih merawat Anwar dengan berbalut alat pelindung diri (APD) minimalis. Dia masih memasak dan mengantarkan makanan kepada sang suami. Terkadang, anak-anaknya bergantian ”mengunjungi” sang ayah dari jauh sambil mengantarkan makanan untuknya. ”Paling pakai masker, terus rajin cuci tangan,” ungkapnya.

Melihat kondisi suami yang masih kesakitan, Yuni berupaya menghubungi sejumlah rumah sakit. Dia menceritakan kondisi sang suami, berharap ada jalan keluar. Namun, sebagian besar menjawab tak bisa menangani. Tidak adanya alat swab dan ruang isolasi menjadi alasan utama.

”Ngehubungin call center itu juga nggak bisa. Sama sekali nggak bisa. Saya kan bingung harus gimana,” keluhnya. Namun, Yuni tidak mau putus asa. Dia terus menghubungi RS yang mau merawat suaminya. Usaha dan doa Yuni akhirnya berhasil. RS Royal Progress mau memeriksa kondisi sang suami. ”Awalnya mau ke dokter paru, tapi karena nggak ada, jadi ke penyakit dalam,” ungkapnya.

Meski hanya menjanjikan sebatas medical checkup dan rontgen, Yuni tidak mempermasalahkannya. Setelah semua pemeriksaan tersebut, Anwar diminta ke IGD terlebih dahulu.

Namun, akhirnya dia kembali disarankan pulang karena tak ada kamar yang bisa ditempati. ”Katanya tiga hari kalau sudah ada kamar, dikabari. Tapi, suami dikasih obat,” papar Yuni.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X