JAKARTA– Sebagian asrama haji beralih fungsi untuk sementara waktu. Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan asrama haji sebagai backup kebutuhan rumah sakit di daerah dalam menghadapi wabah Covid-19.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Saadi menuturkan, asrama haji dapat menjadi alternatif atau pilihan bagi pemerintah daerah untuk menunjang kebutuhan RS darurat. Jumlah asrama haji milik Kemenag mencapai 16 unit dan tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya, Jakarta dan Surabaya.
Sebagai prioritas, saat ini Kemenag sudah meminjamkan salah satu gedung di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta untuk penanganan Covid-19 di RS Haji Jakarta. ’’Kemenag juga sudah membuat skala prioritas penggunaannya. Salah satu yang sudah berjalan adalah dengan RS Haji Pondok Gede Jakarta yang melayani banyak pasien Covid-19,’’ jelasnya kemarin (29/3).
Zainut menjelaskan, gedung di Asrama Haji Jakarta yang dipinjamkan ke RS Haji Jakarta memiliki 70 unit kamar. Gedung tersebut bisa digunakan untuk keperluan karantina pasien dalam pengawasan (PDP).
Skema penanganannya, PDP akan dirawat sambil menunggu hasil laboratorium. Jika dinyatakan positif terinfeksi korona, pasien akan dirujuk ke RS rujukan.
Zainut mengatakan telah berkoordinasi dengan seluruh kanwil untuk mendata daerah mana yang sangat membutuhkan bantuan penanganan wabah asal Tiongkok itu.
Politikus PPP tersebut mengatakan, penggunaan asrama haji sebagai ruang isolasi PDP virus korona mengikuti perkembangan. ’’Sampai dengan kondisi normal kembali dan selesainya penanganan Covid-19 di Indonesia,’’ tuturnya.
Kemenag akan terus memantau dan melakukan evaluasi kondisi terkini. Sebab, sesuai jadwal yang sudah disusun, calon jamaah haji (CJH) musim 2020 mulai masuk ke asrama haji pada 25 Juni.
Saat ini Kemenag terus memantau perkembangan kebijakan di Arab Saudi. Khususnya terkait penyelenggaraan haji tahun ini. Apakah haji diselenggarakan secara normal, digelar dengan pembatasan tertentu, atau bahkan dibatalkan sama sekali. Kemenag bakal mengembalikan uang jamaah jika musim ini penyelenggaraan haji dibatalkan pemerintah Arab Saudi.
Sementara itu, petugas penyiapan layanan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi terus bekerja. Tiga tim yang mengurusi akomodasi, konsumsi, dan transportasi melaporkan bahwa layanan jamaah di Makkah hampir final. Tiga tim tersebut berangkat ke Saudi secara bertahap sejak pertengahan Februari. ”Akomodasi Makkah penyiapannya sudah hampir final. Sampai saat ini sudah ada deal atau kesepakatan harga untuk 204.755 orang atau sekitar 97,75 persen dari total kebutuhan,” ujar Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali.
Sedangkan untuk layanan akomodasi di Madinah masih terus berproses. Endang mengungkapkan bahwa sudah ada deal harga untuk 21.015 jamaah atau baru sekitar 34 persen dari kebutuhan.
Dari sisi konsumsi, tim penyedia layanan di Makkah sudah menyelesaikan proses verifikasi dokumen dan verifikasi faktual atau lapangan. Selanjutnya adalah negosiasi harga dengan pendaftar yang lolos verifikasi. ”Sekarang tim sudah deal harga dengan 25 perusahaan konsumsi di Makkah,” jelas Endang. Sementara itu, layanan konsumsi jamaah di Madinah dan bandara hingga saat ini belum masuk tahap negosiasi harga.
Enndang memastikan bahwa proses pengadaan hanya akan berhenti sampai pada tahapan berita acara kesepakatan. Belum sampai proses kontrak dan pembayaran uang muka. Kontrak dan pembayaran uang muka akan dilakukan setelah sistem e-Hajj dibuka kembali. ”Belum ada pembayaran, baik untuk layanan akomodasi, konsumsi, maupun transportasi,” katanya. (wan/tau/c10/fal)
