Inflasi 2020 Diprediksi Lebih Tinggi

- Senin, 30 Maret 2020 | 12:14 WIB
Inflasi Kaltim tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Inflasi Kaltim tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

SAMARINDA ¬- Inflasi Kaltim tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun masih terkendali pada level yang rendah dan stabil serta berada dalam rentang sasaran inflasi nasional, 3,0±1 persen.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, kenaikan inflasi 2020 juga disumbang dari inflasi Kaltim pada triwulan II 2020 yang diperkirakan akan lebih tinggi. Kenaikan tekanan inflasi pada triwulan II 2020 disebabkan oleh kenaikan konsumsi yang dipengaruhi oleh momen Ramadan dan hari besar keagamaan (HBKN) Idulfitri.

"Berdasarkan pola siklikalnya, permintaan masyarakat akan beberapa komoditas tertentu seperti daging sapi, daging ayam, telur ayam, cabai, dan sayuran selalu meningkat pada momen Ramadan dan Idulfitri," ujarnya, Minggu (29/3).

Sehingga turut meningkatkan tekanan inflasi pada periode tersebut. Selain komoditas bahan makanan, momen Ramadan dan Idulfitri biasanya juga meningkatkan konsumsi listrik dan gas, serta meningkatkan permintaan jasa transportasi yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan biaya transportasi.

Kenaikan harga tersebut juga terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Kaltim yang menyimpulkan masih terjaganya tingkat optimisme konsumen terhadap ekspektasi harga ke depan. "Ekspektasi harga pada 3 dan 6 bulan ke depan berada dalam tren peningkatan dan masih berada di atas batas indeks di level 100 yang mencerminkan tingkat optimisme konsumen," ujarnya.

Sejalan dengan implementasi program TPID baik provinsi maupun kabupaten dan kota pada 2020, serta didukung kondisi cuaca yang diperkirakan lebih baik, tekanan inflasi pada 2020 berasal dari kenaikan administrated price akibat kenaikan beberapa tarif yang diatur oleh pemerintah. Seperti tarif cukai rokok dan harga jual ecerannya, tarif dasar listrik, serta bahan baku solar pada 2020.

"Sementara itu, tekanan terhadap inflasi inti juga meningkat sejalan dengan menguatnya permintaan domestik," ungkapnya. Di sisi lain, pembangunan kawasan ibu kota negara (IKN) baru di Kaltim yang diperkirakan dimulai pada akhir 2020 dan pelaksanaan Pilkada serentak juga secara langsung akan meningkatkan permintaan kebutuhan pasokan pangan dan sandang juga berpotensi memicu inflasi.

Sinergi antar TPID dengan para pemangku kepentingan yang lain sangat penting dan akan terus diperkuat untuk mengendalikan inflasi berada pada level yang rendah dan stabil. "Untuk mengantisipasi, program kerja TPID harus mengacu pada 4K, yaitu keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, komunikasi efektif, dan ketersediaan pasokan," pungkasnya. (ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X