Di Balikpapan, Harga Gula Masih Tinggi

- Senin, 30 Maret 2020 | 12:10 WIB
Harga gula di Kota Minyak tak kunjung turun. Di beberapa supermarket, komoditas ini masih dibanderol di atas harga eceran tertinggi (HET), Rp 12.500 per kilogram.
Harga gula di Kota Minyak tak kunjung turun. Di beberapa supermarket, komoditas ini masih dibanderol di atas harga eceran tertinggi (HET), Rp 12.500 per kilogram.

BALIKPAPAN - Harga gula di Kota Minyak tak kunjung turun. Di beberapa supermarket, komoditas ini masih dibanderol di atas harga eceran tertinggi (HET), Rp 12.500 per kilogram. Dari pantauan Kaltim Post Minggu (29/3), harga gula berkisar di angka Rp 17-19 ribu per kilogram.

“Gula di pasar ada yang Rp 19 ribu. Padahal HET-nya itu Rp 12.500 per kg. Kita waspadai gula kemasan itu. Gula naik berarti stok terbatas,” ujar Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi. Karena itu pihaknya akan menyurati dan berkoordinasi dengan pasar ritel modern agar membatasi penjualan gula pasir kemasan ini. Dia melihat stok gula masih cukup dijual di pasar modern.

Rizal juga mengimbau agar masyarakat tidak panic buying. Beli secukupnya sesuai kebutuhan. Sementara itu, saat dikonfirmasi ke Bulog Kaltimra, gula dari Bulog juga belum sampai ke Balikpapan. Dengan adanya gula dari Bulog diharapkan bisa jadi penyeimbang harga.

Kepala Wilayah Bulog Kaltimtara Suharto Djabar mengatakan, pihaknya telah melakukan peningkatan stok untuk komoditas beras dan gula. Gula pasir nanti akan datang 2.000 ton. “Stok di Bulog memang sempat habis. Dan di pedagang besar juga menipis. Ini dikarenakan produksi gula lokal mundur masa penggilingannya. Kemudian, pergantian Menteri, membuat surat atau izin untuk impor,” ujarnya.

Saat ini, impor baru diizinkan. Sehingga Bulog baru bisa merealisasikan. Namun, stok sudah aman, sebanyak 2.000 ton didatangkan pada tahap pertama. “Tahap kedua bakal menyusul, untuk berapa ton kemungkinan sama,” terangnya.

Djabar menjelaskan, untuk gula lebih banyak dari lokal. Impor hanya 20 persen. Namun, keterlambatan distribusi dan produksi gula lokal atau melebihi prediksi membuat stok menipis. Impor sebenarnya untuk menjaga jika terjadi kelangkaan. “Dari kami juga menipis. Harga di pasar memang masih mahal. Semoga gula dari kami cepat datang dan bisa dijual di Kaltim. Sehingga pasar terkendali,” tutupnya. (aji/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X