SURABAYA– Para calon petugas haji di Jawa Timur (Jatim) kini merasa waswas. Sebab, mereka kini masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) virus korona.
Semua berawal saat para calon petugas haji itu mengikuti pelatihan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 9 hingga 18 Maret. Pelatihan diikuti 413 orang dari Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. ”Pada saat kegiatan berlangsung, ada satu yang sakit dan dinyatakan positif korona,” jelas Ketua Gugus Tugas Rumpun Tracing Pemprov Jatim dr Kohar Hari Santoso.
Tim tracing lalu memeriksa semua peserta. Hasilnya, ada satu narasumber yang sakit dan kemudian dinyatakan positif korona. Setelah itu, ditemukan 14 orang yang menunjukkan gejala sakit dan masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP). ”Dari 14 orang itu, empat orang kini berstatus positif,” terang Kohar.
Peserta lain yang kini sudah kembali ke daerah tetap dipantau. Mereka masuk kategori ODP. Tim tracing sudah mengantongi identitas mereka. ”Kami juga jalin komunikasi untuk memastikan kondisi mereka,” ucapnya.
Sementara itu, kendati pelaksanaan haji tahun ini belum pasti, Kementerian Agama (Kemenag) tetap melanjutkan persiapan. Tiga tim yang mengurusi akomodasi, konsumsi, dan transportasi telah melaporkan bahwa akomodasi jamaah di Makkah hampir final. Tiga tim tersebut berangkat ke Arab Saudi secara bertahap sejak pertengahan Februari lalu.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan bahwa persiapan layanan akomodasi di Makkah hampir final. ”Sudah ada kesepakatan harga untuk 204.755 orang jamaah haji atau sekitar 97,75 persen dari total kebutuhan,” ujarnya dari Jeddah kemarin (28/3).
Di Madinah, layanan akomodasi masih terus disiapkan. Hingga kemarin sudah ada deal harga untuk 21.015 jamaah atau sekitar 34 persen dari kebutuhan.
Dari sisi konsumsi, tim penyedia layanan di Makkah sudah menyelesaikan proses verifikasi dokumen dan lapangan. Selanjutnya adalah negosiasi harga dengan pendaftar yang lolos verifikasi. ”Sekarang tim sudah deal harga dengan 25 perusahaan konsumsi di Makkah,” jelas Endang.
Sementara itu, layanan konsumsi di Madinah belum masuk tahap negosiasi harga. Menurut Endang, penyediaan seluruh layanan akomodasi dan konsumsi ditargetkan selesai pada minggu kedua April. Sedangkan layanan transportasi baru menyelesaikan tahapan penilaian serta verifikasi dokumen dan lapangan. Prosesnya ditargetkan selesai pada akhir April.
Endang memastikan bahwa proses pengadaan hanya akan berhenti sampai pada tahap berita acara kesepakatan. Belum sampai kontrak dan pembayaran uang muka. Kontrak dan pembayaran uang muka akan dilakukan setelah sistem e-Hajj dibuka kembali. ”Belum ada pembayaran, baik untuk layanan akomodasi, konsumsi, maupun transportasi,” terangnya. (riq/tau/c9/oni)