Kasus Positif Tembus 1000 Orang, Industri Dalam Negeri Didorong Memproduksi APD

- Minggu, 29 Maret 2020 | 12:04 WIB
Antisipasi yang dilakukan warga, salah satunya untuk sementara tidak melaksanakan kegiatan yang mengundang banyak orang, termasuk kegiatan keagamaan.
Antisipasi yang dilakukan warga, salah satunya untuk sementara tidak melaksanakan kegiatan yang mengundang banyak orang, termasuk kegiatan keagamaan.

JAKARTA ---  Jumlah  pasien yang positif terinfeksi virus Covid-19 akhirnya menembus angka psikologis 1.000 orang. Jubir Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan bahwa ada lonjakan 153 kasus baru pada periode 26 hingga 27 Maret 2020.

”Total pasien positif menjadi 1046 orang,” jelas Yuri (27/3). Angka tersebut diiringi dengan pertambahan jumlah pasien sembuh sejumlah 11 orang sehingga secara kumulatif menjadi 46 orang diiringi dengan 9 kematian baru sehingga total nyawa melayang akibat Covid-19 di Indonesia berjumlah total 87 orang.  

Lonjakan kasus yang tinggi ini kata Yuri menunjukkan bahwa masih ada proses penularan di tengah masyarakat meskipun perintah untuk tetap di dalam rumah dan menjaga jarak terus digaungkan setiap hari oleh pemerintah. ”Dalam hal ini masyarakat menjadi pihak yang paling rentan terhadap penularan covid-19 bilamana tidak menerapkan anjuran pemerintah dalam pencegahan sesuai protokol kesehatan,” jelas Yuri.

Yuri mengatakan   mengatakan bahwa banyaknya kasus penularan terjadi setelah adanya kontak dekat antara yang membawa virus dengan orang baru sehingga hal tersebut memunculkan angka yang menjadi sakit. Hal tersebut sekaligus menjadikan kasus penambahan selalu naik dari hari ke hari.

Sebaran kasus covid-19 di Indonesia meliputi Provinsi Aceh menjadi empat kasus, Bali sembilan kasus, Banten 84 kasus, DI Yogyakarta 22 kasus, DKI Jakarta 598 kasus. Selanjutnya di Jambi satu kasus, Jawa Barat 98 kasus, Jawa Tengah 43 kasus, Jawa Timur 66 kasus, Kalimantan Barat tiga kasus, Kalimantan Timur 11 kasus, Kalimantan Tengah enam kasus dan Kalimantan Selatan satu kasus.

Kemudian di Kepulauan Riau lima kasus, NTB dua kasus, Sumatera Selatan satu kasus, Sumatera Barat lima kasus, Sulawesi Utara dua kasus, Sumatera Utara delapan kasus, Sulawesi Tenggara tiga kasus.

Selain itu tercatat 29 kasus di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah satu kasus, Lampung empat kasus, Riau satu kasus, Maluku Utara dan Maluku masing-masing satu kasus, Papua Barat dua kasus serta tujuh kasus positif di Papua.

Di sisi lain, kebutuhan mendesak akan APD tidak hanya dirasakan di dalam negeri. saat ini, hampir semua negara kekurangan APD. KTT Luar Biasa G20 menghasilkan sejumlah kesepakatan untuk menanggulangi pandemic Covid-19. Salah satunya, mengupayakan semaksimal mungkin pengadaan alat-alat kesehatan. Beberapa negara akan menjadi tumpuan, salah satunya Indonesia.

Indonesia sejak lama memang dikenal sebagai salah satu produsen APD. ’’Indonesia punya kesempatan karena beberapa (produk) seperti APD, indonesia punya kapasitas untuk menyuplai. Termasuk hand sanitizer,’’ terang Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya kamis (26/3) malam lalu. Sehingga, Indonesia juga diharapkan bisa menjadi pemasok global.

IMF dan World Bank, tutur Mulyani, telah berkomitmen mendukung sumber daya bagi perusahaan-perusahaan yang memproduksi masker. Merejka didorong untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Dari dalam negeri, pemerintah juga akan memberikan dukungan penuh.

’’Kita akan identifikasi perusahaannya, melihat kebutuhan mereka untuk bahan baku, dan melihat kebutuhan mereka untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi,’’ lanjutnya. karena seluruh dunia sedang kekurangan alat kesehatan, terutama APD.

Di luar itu, saat ini semua negara G-20 sedang merumuskan kebijakan bersama untuk menciptakan vaksin Covid-19. ’’Sudah ada indikatif untuk mengalokaikan 4 billion USD yang dimobilisasi dari semua negara G-20,’’ tambahnya. Anggaran tersebut untuk mengakselerasi riset dan menemukan antivirus atau vaksin pandemic covid-19. Sedang dibahas di level menkeu anggota G-20.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahw pihaknya sudah meminta asosiasi tekstil untuk ikut membuat APD sebanyak mungkin demi memenuhi kebutuhan. ’’Saat ini kita masih butuh cukup banyak dalam menghadapi penyebaran virus korona di Indonesia,’’ terangnya (27/3).

Diversifikasi produk tekstil itu sekaligus bisa menjadi solusi di tengah menurunnya pasar tekstil dalam negeri akibat pagebluk Covid-19. Sampai saat ini belum bisa diprediksi kapan wabah akan berakhir. Namun, dalam hitungan empat bulan ke depan, kebutuhan dalam negeri ada di kisaran 12 juta APD. Mengingat, mayoritas perlengkapan APD bersifat sekali pakai. ’’Dengan kondisi seperti saat ini, kemungkinan demand dapat bertambah hingga 100 persen, bahkan 500 persen,’’ lanjutnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X