Raih Profit Saat Wabah Covid-19, Tiongkok Banjir Order Masker, Korsel Ekspor Alat Uji

- Minggu, 29 Maret 2020 | 11:50 WIB
ilustrasi
ilustrasi

BEIJING - ’’Mesin pembuat masker adalah pencetak uang.’’ Kalimat itu terlontar dari mulut Shi Xinghui. Dia adalah manager penjualan di perusahaan mesin pembuat masker N95 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. Belakangan ini perusahaannya mengalami lonjakan permintaan karena ribuan pabrik pembuat masker lahir di tengah wabah Covid-19.

Platform data Tianyancha mengungkapkan bahwa selama dua bulan pertama tahun ini ada setidaknya 8.950 perusahaan baru di Tiongkok yang memproduksi masker. Perusahaan-perusahaan itu muncul untuk memenuhi kebutuhan karena wabah virus korona di negara tersebut.

Ketika perintah Tiongkok menerapkan lockdown di hampir seluruh wilayah Provinsi Hubei, wabah Covid-19 ini mulai terkendali. Kini penularan lokal bahkan kerap nol per harinya. Namun penurunan kasus bukan berarti permintaan masker ikut menurun. Sebab, kasus di luar Tiongkok kini justru melonjak tajam.

’’Mencetak 60 ribu-70 ribu masker per hari setara dengan mencetak uang,’’ ujar Shi seperti dikutip Agence France Presse.

Salah satu yang mengambil peluang menggiurkan itu adalah Guan Xunze. Awal Februari lalu pria yang dulunya bekerja di bidang farmasi itu membangun pabrik masker hanya dalam waktu 11 hari. Kini dia mengekspor masker N95 ke Italia.

Di Italia angka kematian akibat Covid-19 sudah melampaui Tiongkok. Platform Worldometers merilis bahwa secara global kini ada lebih dari 549 ribu orang sudah tertular virus yang kali pertama terdeteksi di Wuhan, Hubei, itu. Angka penularan terus meroket dan antivirus belum ditemukan. Artinya, prospek perusahaan yang berhubungan dengan masker masih menjanjikan.

Meski begitu bukan berarti tidak ada masalah. Kenaikan permintaan juga meroketkan harga bahan baku. Dari CNY 10 ribu (Rp 22,8 juta) per ton menjadi CNY 480 ribu (Rp1, 09 miliar). Membawa bahan baku ke tempat produksi juga sulit karena banyak jalan yang ditutup akibat lockdown. Pakar yang menguji alat pembuat masker juga naik 10 kali lipat biayanya. Meski begitu, karena permintaan yang menggila, mereka tetap untung.

Peluang serupa juga didapatkan oleh perusahaan pembuat alat uji Covid-19 di Korea Selatan (Korsel). Negara yang dipimpin oleh Presiden Moon Jae-in itu telah mengetes 300 ribu penduduknya dengan alat produksi dalam negeri. Istana Kepresidenan Korsel, Blue House, mengungkapkan bahwa ada permintaan ekspor alat uji tersebut ke Amerika Serikat (AS).

Permintaan itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump dan Moon berbicara via telepon. Transaksi itu tidak hanya alat uji Covid-19, tapi juga peralatan medis lainnya. Misalnya saja alat bantu napas alias ventilator. ’’Kemampuan Kosel yang mampu menguji secara cepat dan masif menarik perhatian dunia,’’ bunyi ulasan di Korea Biomedical Review. Korsel mampu membuat alat uji Covid-19 dengan cepat karena ada kebijakan memangkas perizinan jika ada kejadian luar biasa.

Alat uji yang diproduksi Seegene mampu melakukan seribu tes secara terus-menerus dan hasilnya bisa dilihat kurang dari 4 jam. Sedangkan produksi Solgent mampu menunjukkan hasil kurang dari 2 jam.

Sementara itu lockdown membuat pasokan kebutuhan pangan terus menurun, sedangkan produksi berkurang. Karena itu Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc memutuskan untuk menghentikan sementara perjanjian eskpor beras baru hingga 28 Maret. Mereka menyetok berasnya untuk kebutuhan dalam negeri. Pada 15 Juni nanti diperkirakan ada 190 ribu ton simpanan beras. Selama ini Vietnam merupakan pengekspor beras terbesar ketiga setelah India dan Thailand. (sha/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X