Tanpa Covid-19 Ekspor Kaltim Memang Menurun

- Sabtu, 28 Maret 2020 | 01:16 WIB
Pembatasan impor batu bara di Tiongkok sudah diprediksikan akan menurunkan kinerja ekspor Kaltim.
Pembatasan impor batu bara di Tiongkok sudah diprediksikan akan menurunkan kinerja ekspor Kaltim.

SAMARINDA-Corona virus (covid-19) terus-terusan disalahkan akibat pelemahan perdagangan. Utamanya ekspor-impor. Ekspor Kaltim mencapai USD 1,24 miliar. Jumlah itu mengalami penurunan sebesar 8,65 persen, dibanding dengan ekspor tahun lalu. Pelemahan ekspor yang terjadi dianggap tidak hanya karena covid-19.

Sebab, tanpa adanya gangguan virus tersebut restreksi atau pembatasan impor batu bara di Tiongkok sudah diprediksikan akan menurunkan kinerja ekspor Kaltim. Bahkan restreksi tersebut berpotensi menurunkan Indeks Harga Ekspor (IHEx) Kaltim 2020 diprakirakan akan mengalami penurunan minus 8,5 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, sejak tahun lalu BI sudah menyampaikan ekspor Kaltim akan menurun tahun ini. Hal itu disebabkan, kuota dan produlsi batu bara akan menurun. Hal itu juga selaras dengan penurunan harga emas hitam.

"Terkait kasus covid-19, dari hasil pantauan kami terhadap beberapa perusaan batu bara, statusnya masih on track, alias belum terpengaruh dengan produksi dan ekspornya," ujarnya.

Dia menjelaskan, kinerja pertambangan yang masih membaik juga terkonfirmasi dari sisi kredit. Kredir sektor pertambangan sampai akhir Februari 2020 masih tumbuh sekitat 25 persen, dengan non performing loan (NPL) di bawah 5 persen. "Artinya tambang di triwulan pertama 2020 memang turun sesuai prakiraan kami, namun bukan karena covid-19 tapi karena faktpr lain," ungkapnya.

Senada, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kaltim Fuad Asaddin mengatakan, di Kaltim covid-19 belum berdampak banyak. Sebab, tidak ada komoditas atau produk kaltim yang sensitif terhadap virus yang sudah menyebar sejak awal tahun itu. “Belum berdampak banyak terhadap ekspor kita, sebab komoditas kita ini masih didominasi batu bara,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, jika ekspor Kaltim dilihat berdasarkan share-nya, pertambangan mendominasi 91,19 persen. Kedua diduduki ekspor crude palm oil (CPO) 4,53 persen. Lalu pupuk 1,40 persen, bahan onorganik 1,29 persen, kayu 0,59 persen, dan lainnya hanya 1 persen. Komoditas Kaltim yang mendominasi paling besar, belum terlalu terdampak.

“Saat ini memang terjadi perlambatan ekspor, tapi lebih disebabkan oleh ekonomi global memang yang kurang baik. Ada atau tidak ada corona penuruman ekspor memang sudah terjadi,” tutupnya. (ctr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X