Lockdown di PPU..? Ternyata Ini Kata Bupati PPU

- Jumat, 27 Maret 2020 | 13:49 WIB
Abdul Gafur Mas'ud (depan) bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah melakukan rapat koordinasi pencegahan Covid-19.
Abdul Gafur Mas'ud (depan) bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah melakukan rapat koordinasi pencegahan Covid-19.

Ada isu lockdown diberlakukan di Penajam Paser Utara. Sontak warga heboh. Percakapan di ruang publik, nyata dan maya, saling bersahutan.

 

PENAJAM - Kabar soal rencana lockdown oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara sempat heboh di masyarakat. Isu ini ramai dibincangkan di grup-grup media sosial. Sebab, tersebar rekaman suara dari Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud, bahwa pihaknya bakal menutup jalur keluar-masuk orang di wilayahnya. Itu demi mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19. Namun, bupati termuda se-Kaltim itu, langsung membatah kabar tersebut.

Dijelaskan, (26/3), pihaknya telah melakukan rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), di ruang rapat Kantor Bupati. Dia mengklaim, semua sepakat bahwa mereka akan melakukan pengawasan secara optimal.

"Tulis ya, bukan lockdown, tapi pengawasan ketat ke masyarakat agar tidak lagi berkumpul seperti hari biasanya. Karena penyebaran virus corona ini tidak bisa kita deteksi secara kasat mata," katanya.

Gafur menjelaskan, ke depan pihaknya akan menyediakan alat pendeteksi suhu tubuh di pintu-pintu gerbang masuk wilayahnya. Itu untuk antisipasi penyebaran virus corona masuk ke Benuo Taka. “Akan kami lakukan penjagaan di perbatasan, salah satunya pelabuhan. Untuk membatasi masyarakat yang bepergian, baik yang masuk maupun keluar PPU. Jika tidak penting sekali, kami akan larang. Dalam 3-4 hari ke depan ini akan kami berlakukan,” lanjutnya.

Selain itu, dia bakal mengintruksikan untuk masyarakat muslim melaksanakan salat di rumah masing-masing dulu. Itupun diklaim sejurus dengan imbauan yang sudah dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Jadi di masjid nanti hanya akan ada satu orang yang bertugas untuk azan. Lafaz azan sendiri diganti untuk melakukan salat di rumah. Seperti azan di masjid Kuwait, kalimat Hayya ala Al shalah (datanglah untuk salat) diganti Al Shalatu Fi Buyutikum (salatlah di rumahmu)," imbuhnya.

Dia juga meminta masyarakat selalu meningkatkan kesadaran. Untuk terus mengikuti arahan pemerintah, agar Covid-19 tidak menyebar di Kabupaten PPU. "Jangan sampai ada korban, baru mulai menyadari. Saat ini masih zero positif virus corona, karena itu kita harus lebih ekstra bekerja, agar virus tidak bisa masuk di Kabupaten PPU. Mari meningkatkan doa dan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing serta menjaga kebersihan," ajaknya. (asp/ind/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X