Jaringan Video Porno di Korsel Terungkap

- Kamis, 26 Maret 2020 | 14:48 WIB
Cho Ju-bin
Cho Ju-bin

SEOUL – Halaman Kantor Polisi Distrik Jongno, Seoul, Korea Selatan (Korsel), ramai Kamis. Cho Ju-bin, salah satu otak kejahatan seks dunia maya Korsel, digiring keluar melalui pintu utama. Pria berusia 24 tahun itu memakai penyangga leher tanpa topeng atau masker.

’’Terima kasih sudah mengakhiri kehidupan iblis yang selama ini tak bisa saya hentikan,’’ ungkap Cho seperti yang dilansir Associated Press.

Pemandangan itu cukup langka. Biasanya, penegak hukum di Korsel cukup tegas dalam memenuhi hak asasi pelaku kejahatan. Mereka jarang mau menyebut nama atau mengungkap wajah pelaku.

Namun, kasus kali ini memang berbeda. Petisi yang meminta pemerintah mengungkap identitas semua yang terlibat perdagangan video porno dunia maya itu mendapatkan 5 juta tanda tangan. Saat Cho diarak untuk menuju kantor jaksa, pendemo pun muncul dan meminta hukuman terberat.

Semua itu dilakukan karena berita yang mendetailkan kejahatan Cho dan semua yang terlibat. Menurut BBC, Cho merupakan 1 di antara 19 operator yang menjalankan ruang-ruang percakapan pribadi. Mereka bakal mengunggah video porno di platform messenger seperti Telegram. Namun, pengguna harus membayar mata uang kripto 1,5 juta won (sekitar Rp 20 juta).

Cho merupakan salah seorang operator terkenal dengan julukan The Doctor. Ruang-ruang percakapan pribadinya menampung 10 ribu pengguna. Saat menggeledah, petugas menemukan uang tunai 130 juta won (sekitar Rp 1,7 miliar).

’’Fakta bahwa lebih dari 3 juta orang menandatangani petisi merupakan tanda permohonan untuk menghentikan kejahatan seks digital ini,’’ ungkap juru bicara Presiden Moon Jae-in kepada BBC.

Sebagian besar perempuan yang terekam di dalam video itu merupakan korban kejahatan seksual. Kebanyakan di antara mereka dipancing dengan iklan kerja sampingan. Mereka dirayu agar memberikan informasi pribadi. Setelah itu, mereka dipaksa untuk merekam aksi seksual mereka.

”Dia sudah tahu wajah, suara, dan semua informasi pribadi. Saya takut dia akan menyebarkannya jika saya berhenti,’’ ujar seorang korban yang masih di bawah umur kepada CBS.

Menurut aparat, 74 perempuan telah dieksploitasi Cho dan operator lainnya. Sebanyak 16 di antaranya masih berusia di bawah umur. Namun, publik merasa bahwa masih banyak korban yang belum ditemukan.

Kejaksaan Korsel mengatakan bahwa pihaknya sudah membentuk satgas dengan 21 anggota. Mereka bertugas menyelidiki Cho dan semua yang terlibat dalam kasus tersebut. Kepolisian pun masih menyidik 124 tersangka yang ditangkap sejak tahun lalu. Masih sedikit jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah pengguna yang mencapai 260 ribu orang. (bil/c10/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X