Kapal Multi Tangker (MT) Harapan Baru yang bertambat di perairan Sungai Mahakam, tepatnya di wilayah Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, diminta warga bergeser ke arah Muara Berau. Pasalnya, kapal berbendera Malaysia itu diketahui, baru saja berlabuh dari Singapura. Negara yang juga pandemik virus corona (Covid-19). Namun, 17 kru kapal dinyatakan sehat setelah diperiksa tim Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda.
SAMARINDA–Kapal yang bertambat sekitar 150 meter dari dermaga Pulau Atas itu diketahui sebelumnya berasal dari Singapura. Membawa 17 orang kru, diketahui sebelumnya kapal juga pernah bertambat di Parepare, Sulawesi Selatan.
Namun, kehadiran kapal dengan dua di antara warga negara asing (WNA), yakni Malaysia dan Sri Lanka itu ditolak warga setempat.
Kemarin (24/3), Kaltim Post sempat meminta keterangan dari salah satu warga di Jalan Pelabuhan, RT 1, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan. Pria yang tak ingin disebut identitasnya itu merasa cemas akan kesehatan warga setempat, karena tidak mengetahui status kesehatan para awak kapal tersebut.
"Ya takut kami, apalagi di televisi (TV) sudah ada beritanya kalau kapal itu nggak dibolehkan bersandar," ucap cemas pria 52 tahun tersebut.
Warga setempat pun tak ada yang berani mendekati kapal yang dikabarkan memuat aspal curah itu. Dia berharap, pihak terkait mengambil langkah cepat. "Seenggaknya kapal digeser lah ke muara Sungai Mahakam, kalau nggak kami potong jangkarnya biar larut," pungkasnya.
Menyikapi kapal bermuatan aspal curah itu, Kepala KSOP Samarinda Klas IIA Capt Dwi Yanto mengatakan, telah melakukan koordinasi kepada pihak agen kapal PT Eka Ivana Jasa. "Kami juga sudah minta agar pindah ke Muara Berau," ucapnya melalui sambungan telepon, (24/3).
Ditanya soal bongkar muat, pihak kapal jenis multi tanker (MT), sejatinya hendak mengurus izinnya, tetapi belum diterbitkan. Hal itu karena tujuan kapal ke dermaga PT Semen Tonasa di Kecamatan Palaran dan tidak sesuai dengan peruntukannya.
"Izinnya tidak kami keluarkan karena dermaga tidak sesuai. Sementara yang akan dibongkar itu adalah aspal curah," tandasnya.
Ditemui terpisah, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda Sabilal Rasyad mengatakan telah melakukan pemeriksaan pada awak MT Harapan Baru. "Dari pemeriksaan, 17 kru kapal, baik WNA maupun WNI aman. Tidak terjangkit virus corona," ujarnya.
Sementara kata dia, yang menjadi alasan ketika di Parepare awak kapal dilarang turun ke Pelabuhan, menurut dia, hal itu berkaitan dengan izin atau paspor.
"Mereka itu kan ada WNA. Nah, kaitannya dengan Keimigrasian. Kalau mereka turun ke pelabuhan, artinya sudah menjadi wewenang Imigrasi. Kami hanya seputar kesehatan yang berupaya mendeteksi dini dan mencegah penyebaran virus corona," pungkasnya. (*/dad/dns/k8)