SAMARINDA–Suara ledakan tiba-tiba terdengar dari gedung komite, SMA 15 Samarinda, Selasa (24/3) sekitar pukul 15.00 Wita. Asap tebal disertai jilatan api menyusul kemudian.
Suhadi (50) yang saat itu asyik menyeruput kopi hitam di warung depan sekolah, langsung beranjak dan mendatangi asal suara. Yakni di sekolah Jalan Penangkaran Buaya, Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan itu. Setibanya di lokasi, ternyata pagar telah terkunci rapat. Tak lama, penjaga sekolah datang untuk membuka pintu. "Biar nggak menyebar saya rusak tiang kayu listrik, karena takut menjalar nanti," ucapnya.
"Suara ledakannya nyaring (keras)," kata Fitri, saksi lainnya. Perempuan 47 tahun itu pun dibuat terkejut ketika sedang memasak di kedainya tepat di seberang SMA 15. Suara ledakan juga langsung mencuri perhatian warga untuk mendekat ke sumber suara.
Sejatinya aktivitas belajar-mengajar memang telah diliburkan sejak 17 Maret karena wabah virus corona (Covid-19). Jadi, saat kebakaran terjadi, sekolah sedang sepi. “Sepertinya ledakannya dari dapur sekolah," tandas Fitri.
Sekitar 30 menit kemudian barulah jago merah dapat dijinakkan para penakluk api. Petugas pemadam kebakaran juga sempat mengamankan brankas kecil berisi dokumen penting sekolah.
"Kendala kami sendiri pada sumber air yang cukup sulit," terang Sunardi Siman, kasi Operasional Dinas Pemadam Kebakaran Samarinda, ditemui di lokasi kejadian.
Perihal penyebab kebakaran, Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota Iptu Abdillah Dalimunthe membeberkan, pihaknya masih berupaya untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Kerugian material juga masih ditaksir setelah amukan jago merah. Pasalnya, di gedung komite sekolah ada ruangan kepala sekolah, ruang guru, dan dapur. Sejumlah barang elektronik dan berkas sekolah ludes tak tersisa.
"Dari keterangan saksi diduga akibat tabung gas yang meledak sebelum kebakaran terjadi," singkat Dalimunthe.
Berselang dua jam, amukan jago merah melompat ke Jalan Borneo, Kecamatan Palaran, tepatnya di belakang SPBU Pertamina Palaran. Dua bangunan tak berpenghuni tiba-tiba terbakar hebat. Jilatan api dengan cepat membuat bangunan menjadi arang. Terlebih bangunan bermaterial kayu.
"Akses jalan yang sempit menjadi salah satu kendala petugas. Untuk penyebab diduga akibat korsleting listrik," jelas Humas Disdamkar Samarinda Heri Suhendra. (*/dad/dns/k8)