SANGATTA–Sejumlah pedagang merasakan dampak perekonomian alami penurunan drastis. Bahkan, disebut-sebut, ada rencana penutupan pasar. Hal itu jelas membuat pelaku ekonomi harus memutar otak.
Berita tak terkonfirmasi itu cepat-cepat ditepis Bupati Kutim Ismunandar. Menurut dia, semua pedagang masih boleh berjualan, tidak ada larangan yang dikeluarkan pemerintah. "Banyak yang hubungi saya, tutup saja pasar induk, tutup STQ, tutup polder. Kalau itu ditutup, konsekuensinya pasti ada," ungkapnya. Dia mengimbau, masyarakat tidak memercayai begitu saja kabar tak benar. Warga masih bebas berbelanja. Namun, dia meminta lebih mengantisipasi keamanan diri di tengah maraknya pandemik coronavirus disease (Covid-19).
"Mungkin waktu belanja dikurangi. Saat belanja kenakan alat pelindung diri (masker)," tuturnya.
Ditemui terpisah, Kepala Disperindag Kutim Zaini membantah keras jika ada kabar yang menyebut pasar ditutup. Sejauh ini, isu yang beredar di media sosial area Kutim tidak benar. "Buat emak-emak jangan belanja berlebihan. Karena hal itu bisa berdampak ke kondisi stok pangan," jelasnya.
Sebelumnya, sejumlah pedagang mengkhawatirkan aturan yang diturunkan pemerintah, perihal larangan keluar rumah tanpa urusan yang penting. Menimbang hal itu, membuat pedagang khawatir tidak bisa menghasilkan pendapatan. Seperti yang dituturkan Sudario (56). "Bilangnya pasar mau tutup, gimana saya bisa dapat uang. Kebutuhan sehari-hari harus tetap dipenuhi," jelas dia.
Kelumpuhan perekonomian menjadi momok yang mengkhawatirkan. Tidak hanya daya beli yang menurun, tidak adanya solusi meraih pendapatan lain menjadi alasan pedagang tetap berdagang di pasar. "Biar aja sepi, yang penting saya tetap jualan. Minimal ada satu dua orang yang beli, supaya keluarga masih bisa makan," tandasnya.
Lelaki beranak tiga itu berharap, pemerintah cepat tanggap mengambil tindakan untuk bisa meredakan penyebaran virus. Seperti pantauan harian ini, hampir semua pedagang mengenakan masker. (*/la/dra/k8)