SAMARINDA - Meski belum ditemukan kasus transimisi lokal virus corona covid-19, Dinas Kesehatan Kalimantan Timur bersiap rapid test atau tes massal mendeteksi penyebaran virus tersebut.
Saat ini, rapid test sudah dilakukan di Jakarta dengan menggunakan peralatan yang tersedia. Adapun, provinsi Kaltim masih menunggu kebijakan pemerintah pusat untuk rapid test. "Kita tinggal menunggu," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim M Andi Ishak, Selasa (24/3/2020).
Rapid test dikhususkan untuk daerah-daerah di Indonesia yang sudah ada kasus penularan corona transmisi lokal. Sedangkan, Kaltim belum ditemukan kasus semacam itu.
Dengan rapid test menjaring sebanyak-banyaknya orang yang berpotensi terjangkit virus corona covid-19 dan mempercepat mendeteksi kemungkinan dimana saja wabah virus tersebut.
"Yang diperioritaskan (rapid test) adalah daerah penyebaran virus corona sudah masif. Atau daerah yang sudah tidak mungkin lagi bisa menggunakan mekanisme tracing untuk mendeteksi satu persatu orang terjangkit virus corona," ujar Andi.
Sembari menunggu kebijakan pusat untuk rapid test ini, Pemerintah Provinsi Kaltim melalui Dinas Kesehatan kini juga bersiap memesan rapid test yang direkomendasikan.
"Jika diperlukan, kita juga melalui APBD akan melakukan pembelian rapid test tersebut. Kami masih menunggu rapid test yang direkomendasikan," ujar Andi. Rapid test kini dibutuhkan Negara-negara seluruh dunia yang alami pandemik corona. Sehingga jumlah kebutuhan alat tersebut melebihi ketersediaan.
Adanya kiriman rapid test dari pemerintah pusat ke daerah, Kaltim dikatakan Andi, belum menerima. "Sampai saat ini kami masih menunggu kiriman (rapid test) dari pusat. Meskipun sudah disampaikan semua sudah dikirim, saat ini kami belum menerima," ujar Andi.
Hingga hari ini, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona covid-19 di Kalimantan Timur terus bertambah. Jumlahnya mencapai 59 kasus dari semula 56 kasus. Sedangkan, pasien positif covid-19 sebanyak 11 orang.
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kaltim sudah mencapai 1.271 orang, bertambah 324 orang dari sebelumnya. Adapun ODP terbesar dari Balikpapan mencapai 378 orang. "Total ODP di Kaltim ada 1.660 orang dan yang selesai pemantauan 389 orang," kata Andi. (mym)