Rupiah Mendekati Angka Krisis 1998

- Selasa, 24 Maret 2020 | 13:37 WIB

JAKARTA– Kepanikkan publik terhadap wabah Covid-19 membuat perekonomian Indonesia terpukul. Nilai tukar rupiah terpuruk. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga ambles dan finis di zona merah.

Senin (23/3), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menembus Rp 16.625 per USD pukul 18.40. Angka tersebut hampir menyamai saat krisis 1998 di level Rp 16.650. Namun, perlahan tapi pasti, rupiah menguat kembali. Tadi malam, kurs terpantau Rp 16.575 per USD.

Menanggapi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) memperluas ketentuan penggunaan rekening rupiah dalam negeri (vostro) bagi investor asing. Baik dalam bentuk tabungan, giro, maupun deposito. Ketentuan tersebut digunakan sebagai underlying dalam transaksi Domestic Non-deliverable Forward  (DNDF).

Dengan demikian, kebijakan tersebut mampu menahan laju permintaan terhadap USD. ”Juga alternatif untuk melindungi nilai atas kepemilikan rupiah di Indonesia,” ucap Gubernur BI Perry Warjiyo. Selain itu, juga memberikan fleksibilitas bagi investor asing. Tentu, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Perry berharap, penyempurnaan ketentuan tersebut memperkuat bauran kebijakan dalam upaya mitigasi risiko penyebaran Covid-19. Dia memastikan, BI akan terus menjaga stabilitas pasar uang dan   sistem keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, IHSG ditutup negatif, di bawah 4.000, kemarin sore. IHSG terkoreksi 205,43 poin atau 4,9 persen ke level 3.989,52. Sedangkan, LQ45 turun 41 poin (6,6 persen) di posisi 583. Hal tersebut dipengaruhi melemahnya saham AS Dow Jones yang ditutup melemah 4,55 persen ke level 19.173,98.

Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, saat ini seluruh investor memilih safe haven di tengah pandemi Covid-19. Mereka melepas asetnya ke uang tunai dalam bentuk USD. Hal tersebut yang membuat seluruh mata uang negara di dunia melemah terhadap USD. Jadi, bukan hanya terjadi di Indonesia saja.

Menurut Hans, banyak investor global menilai pemerintah Indonesia bertindak lambat menangani Covid-19. Kebijakan work from home tidak efektif. Malah semakin membuat ketidakpastian ekonomi di tanah air. Tak ayal, banyak investor global mencabut modal dan aset mereka.

”Kita melihat masyarakat bawah masih santai saja. Anggapan mereka tidak kerja, ya tidak makan. Dengan begitu, tidak dipungkuri jika penyebaran Covid-19 masih akan terus terjadi,” ucap pria yang juga Direktur Anugerah Mega Investama itu.

Hans menilai, pemerintah Indonesia harus bertindak tegas. Melakukan lockdown per wilayah. Mengorbankan aktivitas ekonomi tidak berjalan setidaknya selama dua minggu. Selama itu pula kebutuhan masyarakat sepenuhnya ditanggung. Dengan harapan, pemerintah lebih fokus memutus rantai penyebaran virus asal Wuhan tersebut.

”Memang keputusan yang berat. Pemerintah tidak hanya memikirkan kesehatan, juga ekonomi dan sosial. Tapi harus harus dikorbankan demi virusnya tertanggulangi. Jujur saya mulai grogi rupiah melemah mendekati Rp 17 ribu,” ujar Hans.

Dia juga menilai, sekuat apapun BI melakukan intervensi akan sia-sia. Karena tidak ada yang bisa menghalangi siapapun investor untuk keluar dari pasar Indonesia. ”Pemerintah harus berpikir, jika pasar menginginkan lockdown, kira-kira bisa atau tidak. Berapa biaya yang harus ditanggung, bagaimana logistiknya,” bebernya. Hans mengingatkan, jangan sampai Indonesia seperti Italia yang seluruh negara lockdown. (han)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X