Semprot 5 Ribu Liter Disinfektan, Balikpapan Selatan Zona Merah

- Senin, 23 Maret 2020 | 14:33 WIB

BALIKPAPAN–Imbauan untuk membatasi interaksi sosial sudah dikeluarkan pemerintah. Namun, sebagian orang tetap mengabaikan hal ini. Bahkan, masih melakukan kontak fisik dengan sekitarnya. Padahal, virus corona atau Covid-19 dapat berasal dari mana saja dan siapa saja. Jika imbauan ini terus diabaikan, mata rantai penyebaran virus ini kian sulit dilakukan.

"Kami harap, masyarakat bisa menerapkan social distance. Dengan mengisolasi diri di rumah. Tidak keluar dari rumah, menempati kamar seorang sendiri tanpa bergabung dengan keluarga lainnya, menjaga asupan gizi, mengonsumsi vitamin dan menjaga kebersihan diri," tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan dr Andi Sri Juliarty kepada Kaltim Post.

Menurut dia, Kaltim yang saat ini sudah memiliki kasus positif virus corona, di mana 6 orang di antaranya dari Balikpapan, harus direspons serius oleh seluruh lapisan masyarakat. Bukan semata menyerahkan penanganannya kepada tim medis di rumah sakit. Lanjut dia, satu-satunya cara untuk menanggulangi virus ini dengan cara menghambat penyebarannya.

 Jika penyebarannya tidak hambat dan terjadi lonjakan kasus, fasilitas kesehatan kita tidak cukup untuk menampung sekian banyak orang. Dia berharap, kegiatan yang mengumpulkan massa di Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, bisa jadi contoh bahwa virus corona dapat menular dalam satu kegiatan. Untuk diketahui, sembilan orang positif corona di Kaltim memiliki riwayat menghadiri pertemuan di Bogor.

Hingga Selasa di Balikpapan, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang diobservasi di rumah sakit dan orang dalam pantauan (ODP) yang melakukan observasi di rumah masing-masing bertambah. Untuk PDP dari 18 bertambah 2 orang. Dinas Kesehatan Kota (DKK) mencatat, hingga 21 Maret, jumlah PDP mencapai 20 orang. Terbanyak sebanyak 12 orang dirawat di RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD). Sedangkan di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB), Siloam Hospitals dan RSUD Beriman masing-masing dua orang.

Sisanya juga tersebar di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Hermina. Sedangkan untuk jumlah ODP dari sebelumnya 249 orang kini naik mencapai 303 orang. Jumlah itu pun setelah dikurangi 52 orang yang telah melewati masa observasi selama 14 hari. Pertambahan tersebut, ucap Dio, sapaan dr Andi Sri Juliarty, karena banyak mahasiswa dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Solo, Jogjakarta yang pulang ke Balikpapan dan harus menjalani observasi.

"Masih sama seperti kemarin, 6 orang dinyatakan positif. Tidak ada tambahan. Semoga kita juga bisa segera mendapatkan hasil dari yang lain," ucapnya. Lanjut dia, pemerintah telah memusatkan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) sebagai rumah sakit utama rujukan bagi para penderita corona. Dio juga mengatakan tengah mengatur tenaga medis dari rumah sakit lain untuk membantu tim medis yang bertugas di RSKD.

Sebanyak 45 petugas medis, yakni dokter maupun perawat akan membantu penanganan pasien. Termasuk mengerahkan tenaga medis yang ada di 27 puskesmas. Petugas puskesmas melakukan satu kali kunjungan. Sedangkan observasi dilakukan via telepon.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan Usman Ali menuturkan, selama sepekan ditargetkan ada 98 titik yang dilakukan penyemprotan. Itu belum termasuk tempat ibadah dan kantor pemerintahan. Selain menggunakan satu tangki berkapasitas 5 ribu liter, ada pula 7 alat semprot yang digunakan.

Selain dia area kawasan Sepinggan Pratama, Balikpapan Selatan, yang ditetapkan zona merah, pihaknya juga melakukan penyemprotan di area RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD), lalu Perumahan Korpri dan Taman Tiga Generasi. Juga ada dua titik lainnya yakni Km 15 dan Km 19. Sedangkan untuk penyemprotan di masjid bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ).

"Luas daerah yang kami semprot kurang lebih 2–3 kilometer persegi," ungkapnya. Menurut dia, saat ini bahan baku pembuatan disinfektan kian menipis dan harus didatangkan dari luar daerah. Beruntung banyak perusahaan yang memberikan bantuan. Dia menambahkan, penyemprotan tidak menjamin virus akan hilang. Sehingga solusi terbaik adalah masyarakat harus ikut peduli. Tidak egois melawan imbauan pemerintah.

Mengenai alat pelindung diri (APD) tim medis, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengakui sarana dan prasarana yang dimiliki sekarang sangat minim. Dia pun tidak dapat memastikan berapa tepatnya jumlah APD yang dibutuhkan untuk Kota Balikpapan. Pemkot pun mengupayakan pengadaan segera mungkin.

Apalagi, manajemen RSKD terpaksa membuat APD sendiri dari bahan-bahan seadanya, yakni jas hujan.

“Seperti yang kita tahu, Presiden mengutus tim untuk mengambil APD di Tiongkok. Semoga saja cepat teratasi masalah APD ini,” ungkapnya saat ditemui di RSKD kemarin. Dalam kegiatan itu, dia juga sempat melakukan video call pasien positif corona yang diisolasi. (lil/*/okt/riz2/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X