SAMARINDA–Tampuk kepemimpinan Golkar Kaltim kini berada di tangan Rudy Mas’ud. Di bawah komandonya, beringin harus kerja ekstra jelang pilkada serentak yang tinggal menghitung bulan. Hingga kini, belum ada satu pun rekomendasi yang diberikan pusat siapa yang bakal mendapat tiket dukungan dari Golkar.
Kepada Kaltim Post, Wakil Sekjen DPP Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan M Pahlevi Pangeran menuturkan, target menang besar wajib dipatok Golkar dalam pilkada serentak September mendatang. Apalagi, sambung dia, Kaltim terbilang punya potensi yang lebih mumpuni untuk mengusung kader sendiri. Pengurus pusat sudah menerbitkan beberapa surat untuk para pelamar yang ingin maju bertarung bersama Golkar.
Surat itu terdiri dari tiga kategori. Yakni, surat penetapan sementara untuk figur yang memiliki potensi baik, surat tugas untuk figur yang melamar namun belum mendapatkan pasangan untuk maju, lalu undangan untuk menjalankan survei popularitas dan tingkat keterpilihan. “Untuk sembilan kabupaten/kota yang sudah diterbitkan tiga jenis surat ini,” tuturnya. Dari rekomendasi itu, beringin tampaknya mencoba memaksimalkan kualitas kader partai sendiri.
Bontang, Kukar, Kutim, dan Balikpapan jadi destinasi untuk mengusung kader sendiri. “Target menang itu bagus. Tapi lebih bagus kalau menang dan bisa usung kader sendiri,” sambungnya. Ditemui terpisah, Ketua Golkar Kaltim Rudy Mas’ud menuturkan, ada dua keputusan dukungan pasangan calon yang sudah diterbitkan untuk Ahmad Syaiful–Asran di Kubar dan Bonafasius Belawan Geh–Yohanes Avun di Mahakam Ulu. “Bentuknya surat penetapan sementara,” ujarnya.
Khusus di daerah yang punya peluang mengusung kader sendiri, Golkar pusat menyerahkan sepenuhnya surat penetapan sementara ke kader yang berkompeten. Di Balikpapan ada nama Rahmad Mas’ud yang notabene saudara kandung Rudy Mas’ud. Sementara Bontang dan Berau masing-masing memunculkan nama Neni Moernaeni dan Hj Syarifatul.
Khusus Kutim, ada dua kader yang cukup menonjol. Yakni, Mahyunadi dan Kasmidi Bulang.
Karena itu, pengurus pusat pun menerbitkan surat tugas untuk keduanya melakukan survei. Jadi, sambung Rudi, Golkar bisa mengusung kader terbaik dari yang terbaik. “Surat tugas juga diberikan kepada Abdul Rasyid di Kukar,” katanya. Untuk Paser dan Samarinda, Golkar masih mencari formula terbaik agar dukungan tak salah luncur. Di Paser misalnya, para kandidat yang melamar mendapat surat undangan agar menjalankan survei. Sementara Samarinda nama Rusmadi Wongso mengemuka untuk menjalankan survei.
Jajak pendapat itu pun harus lewat 10 lembaga survei yang dipilih DPP. Tapi, rekomendasi tak hanya meluncur berdasarkan baik-buruknya hasil survei. Menurut Rudy, hasil survei itu akan dikomparasikan dengan penilaian dari pengurus pusat. “Jadi kuantitas dan kualitas terpenuhi,” jelasnya. Di bawah kepemimpinannya, dia ingin Golkar bisa meraup kemenangan minimal 60 persen pada Pilkada 2020.
Meski terbilang mepet di tengah penyusunan struktur internal Golkar di kepengurusannya kali ini, dia optimis hal itu bukan sekadar angan-angan. Mengingat, Kaltim jadi salah satu lumbung suara terbaik Golkar. Soal struktur, seluruh kader yang punya visi sama untuk memajukan partai tentu akan digandeng selain mengolaborasikan para dedengkot dengan kader muda “Yang di depan mata harus dikejar maksimal,” sambungnya.
Formula untuk berkoalisi pun dibangun ke seluruh partai pemilik kursi legislatif. Karena Golkar perlu terbang bukan berlari dalam menghadapi perebutan kursi elektoral tersebut. “Semua pasti ingin menang, kami pun begitu. Kini perlu cari mana potensi terbaiknya,” tutup dia. (ryu/riz/k8)
Bakal Calon Kepala Daerah Golkar di Kaltim
Daerah Kandidat Kategori
