Bikin Sup Singkong Kutai, Di-prank Guru saat Ujian Akhir

- Minggu, 22 Maret 2020 | 23:26 WIB
KESEMPATAN LANGKA: Redi Pamuji dengan latar Carnival Horizon. DOKUMEN PRIBADI
KESEMPATAN LANGKA: Redi Pamuji dengan latar Carnival Horizon. DOKUMEN PRIBADI

Lumayan panjang dan berliku jalan menuju kesempatan kerja di Carnival Horizon, kapal yang konon 100 meter lebih panjang dari Titanic. Rere memulainya dengan racikan menu ibunda dari kampung halaman.

 

SYAFRIL TEHA NOER, Samarinda

 

ANDA masuk SMK tata boga saja. Lalu lanjut kuliah perhotelan. Nanti kerja di Amerika,” kata Herman Ashari Salam, suatu hari menjelang kelulusan siswa kelas tiga (sembilan) SMP 2 Samarinda, tahun 2007. Tata boga? Sekolah masak? Redi Pamuji rada tercekat menerima saran ayahnya itu.

Dengan cita-cita menjadi ahli komputer, dan aktif di organisasi intra sekolah, ikut ekstrakurikuler basket, futsal, berlatih wushu, pencak silat, dan main band, bergabung ke perkumpulan pencinta alam yang serba macho, dia seperti sedang didorong menjalani aktivitas yang rada-rada feminin. Ah, yang bener?

Tapi Rere, panggilannya, sungkan membantah. Syahdan, Herman sendiri pernah diharap ayahnya (kakek Rere), Abdul Latif Salam, jadi juru masak di kapal perang. “Harapan itu kerap diungkapkan Mbah Kung (kakek) saat menimang bapak kala bayi,” katanya, mengutip kisah Mbah Putri (nenek). Sangat mungkin, karena kemudian bekerja sebagai guru, harapan yang sama diteruskan Herman kepadanya.

Maka, meski bimbang dan merasa akan masuk belantara yang asing, dia pun berangkat ke Jogjakarta, menuju SMK 6 Jurusan Tata Boga. Menduga sang ayah pengin dia segera bekerja, ikut mengurus dua adiknya, Bagong Panji Samudra dan Aria Ramadhani, cita-cita sebagai ahli komputer dia ikhlaskan tersimpan.

Benar saja. Di sekolah itu hampir segenap aktivitas belajar-mengajar bersinggungan dengan “dunia perempuan”. Selain tata boga, ada jurusan-jurusan tata busana, kecantikan dan spa beauty treatment, perjalanan pariwisata, dan perhotelan.

“Saya sempat mengira akan berada di antara kawan-kawan yang alay, melambai, kemayu alias banci. Eee, ternyata nggak juga,” tutur anak muda kelahiran 19 Juli 1994 itu. Teman laki-lakinya tetap macho seperti di umumnya sekolah setingkat lainnya. Karena itu, hobi-hobinya semasa SMP tetap dapat tersalurkan.

Mulailah Rere bergaul dengan perkakas, bahan, dan rempah-rempah yang biasa terdapat di dapur; pisau, panci, kompor, blender, mixer, dan berkenalan dengan resep-resep aneka menu.

Dari bermacam-macam masakan Nusantara, western food,sampai chinese food. Lalu blusukan di pasar, mencari, mengenali, dan memilih bahan-bahan praktik. Kini dia tahu mana ikan bermutu baik, dan bagian-bagian daging sapi ideal untuk karya-karya seni di dapur.

Pelan-pelan dia peroleh juga kesenangan. Misalnya saban Sabtu dan Minggu. Ada saja pekerjaan sebagai pembantu/waiter di acara resepsi perkawinan atau ulang tahun. “Untuk kami yang hidup ngekos tentu ini sangat menyenangkan. Problem perut teratasi. Asupan gizi memadai. Dapat honor pula. Wong biasanya cuma makan nasi kucing dan sepotong ote-ote. Kalau ingin makan ayam, paling hanya mampu beli leher dan kepalanya. Ha-ha-ha!" katanya.

Di SMK 6 para siswa tidak hanya belajar dan berlatih materi pokok di tiap jurusan pilihan. Mereka juga berlatih cara memasarkan dan manajemen keuangan. Dengan tata boga, mereka tak cuma didorong jadi tukang masak, melainkan menjadi entrepreneur yang cakap dan mandiri. Jadi pengusaha dengan basis kecakapan kuliner.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X