Tak Lama Lagi Ada Wisata Susur Sungai Karang Mumus

- Rabu, 18 Maret 2020 | 01:15 WIB
PIONIR: Kapal wisata pertama adalah Pesut Kita (warna merah-kuning) dan mulai beroperasi sejak Oktober 2016. Setiap tahun ada kapal yang diperuntukkan untuk wisata hingga kini tercatat 5 kapal.
PIONIR: Kapal wisata pertama adalah Pesut Kita (warna merah-kuning) dan mulai beroperasi sejak Oktober 2016. Setiap tahun ada kapal yang diperuntukkan untuk wisata hingga kini tercatat 5 kapal.

DARI pantauan awak Kaltim Post saat menyambangi Dermaga Wisata Mahakam Ilir pada akhir pekan lalu. Di ruang tunggu, terlihat banyak warga mengantre untuk menaiki Pesut Mahkota dan Pesut Mahakam. Ada pula rombongan yang menyewa khusus kapal Pesut Kita dengan jalur reguler. Sementara Pesut Bentong baru datang dari Tenggarong.

Disampaikan Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda,  M Teguh Setiawardana bahwa kapal wisata baru berkembang sejak dua tahun terakhir. Awalnya, hanya ada dua. Seiring berjalannya waktu, kini ada lima kapal yang terdaftar di Dishub. Pesut Bentong, Pesut Mahakam, Pesut Kita, Pesut Mahkota, dan Pesut Etam.

Dari penuturan Teguh, pihaknya melalui Dishub kerap mengecek kapal mana saja yang layak berlayar atau tidak. Demi keamanan penumpang. Dilakukan ram check atau mengawasi situasi kapal per tiga bulan, per enam bulan, hingga per tahun.

“Biasanya, kerusakan itu terjadi di mesin seperti lambung depan atau lambung tengah. Kami tidak bisa mengira-ngira kerusakan kapal itu terjadi di bagian mana. Intinya kalau saat ram check ada kebocoran, ya diperbaiki,” ungkapnya saat ditemui di Dermaga Wisata Mahakam Ilir.

-

SULAP KAPAL: Ide mencetuskan kapal wisata datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) dan didukung Dinas Pariwisata (Dispar) Samarinda. Sebab, terlalu banyak kapal angkut tak beroperasi dan sandar tanpa manfaat.

Pada dasarnya, kapal dimiliki perorangan. Seandainya ada kapal baru, Dishub diminta untuk datang melakukan ram check sekaligus memastikan jika fasilitas sudah memadai dan lengkap. Menurut Teguh, hal itu harus jadi perhatian. Lebih lanjut, pemilik kapal haruslah memiliki beberapa izin seperti izin operasional, kelayakan kapal, dan trayek. Bicara soal kapal mana yang paling diminati, jumlahnya relatif. Namun, ada satu kapal bernama Pesut Bentong. Bisa menampung sebanyak 130 penumpang dan memang berukuran paling besar pula.

“Dari Dishub pasti kerap menegaskan kepada pemilik kapal untuk menyediakan alat-alat keselamatan penumpang. Fasilitas lain seperti hiburan, itu dikembalikan pada pemilik yang punya kuasa. Kalau tidak ada hiburan pun, penumpang akan jenuh selama di kapal,” beber Teguh.

Dia mengaku jika pihaknya tak mampu bekerja sendiri terkait kapal wisata itu. Dibutuhkan pula pemangku kepentingan lain seperti Dinas Pariwisata (Dispar) yang lebih paham mengenai perkembangan di ranah wisatanya.

Terkait rencana mengenai pembenahan kapal wisata, Dishub akan memperbaiki dermaga. Rencana untuk membuat dermaga khusus kapal wisata memang tebersit. Sudah melakukan rapat koordinasi bersama dispar dan dishub provinsi. Namun terkait lokasi dan kapan pembangunan akan berjalan, Teguh belum bisa memastikan. Masih dilakukan verifikasi lokasi dan sebatas ide. Per 15 Maret ini, Dishub akan segera membongkar Dermaga Wisata Mahakam Ilir terlebih dahulu. Diperkirakan, pengerjaan bakal memakan waktu sekitar delapan bulan dan direncanakan selesai November mendatang.

“Kalau dermaga itu dibongkar, kemungkinan kapal wisata akan dipindah ke Sungai Kunjang untuk sementara waktu. Itu lebih representatif karena dari segi lahan parkir pun lebih luas. Memudahkan pengunjung, tapi kita lihat dulu ya,” sambung Teguh.

Beberapa fasilitas ingin diperbaharui. Dishub ingin memperluas lahan parkir yang segera dibangun tujuh meter menjorok ke sungai, membuat pintu masuk dan keluar, ruang rapat, ruangan kepala dermaga dan staf, mini restaurant yang view-nya langsung menghadap ke sungai, dan dilengkapi mesin ATM.

Ditambahkan, selain susur Sungai Mahakam, pihaknya juga ingin menjalankan susur Sungai Karang Mumus menggunakan kapal-kapal kecil. Ingin membangkitkan wisata sungai tersebut agar sama seperti Sungai Mahakam. Segera diluncurkan dalam waktu dekat. Rencananya, kapal bisa berlayar setiap hari. Teguh melihat banyak wisatawan dari luar kota yang kecewa lantaran susur Sungai Mahakam hanya berlaku akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Oleh sebab itu, pihaknya membuat opsi lain namun menyuguhkan hal yang kurang lebih sama.

“Nanti juga mau dibuat halte sungai, seperti halte yang ada di jalan. Pertama nanti akan ada di daerah Kampung Tenun, di depan Islamic Center, di Masjid Sirathal Mustaqiem, dan di BIGmall,” jelas Teguh.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X