SAMARINDA - Universitas Mularwaman menyetop perkuliahan tatap muka antara dosen dan mahasiswa terhitung hari Senin (16/3/2020) hingga akhir April 2020.
"Disadari bersama bawah tingkat penyebarannya (covid-19) sangat cepat dalam berbagai aktivitas dalam berkumpul orang banyak dan kontak langsung dengan orang lain, kondisi pendidikan tinggi termasuk pendidikan dan kebudayaan itu sangat rentan," ujar Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. H. Masjaya.
"Sehingga kita harus mengambil sikap edaran untuk mengantisipasinya dengan merubah pola tatap muka yang selama ini pertemuan kelas, dirubah dengan sistem online (daring)," tambah Masjaya.
Sesuai dengan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pencegahan covid-19, dikatakan Masjaya, hampir semua perguruan tinggi menyikapinya sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungan masing-masing perguruan tinggi.
"Untuk para mahasiswa dan dosen (Unmul) tidak diliburkan tetapi pola pertemuan kelasnya diubah. Jadi artinya proses belajar tetap berjalan, hanya polanya yang berbeda," ujarnya.
Pengubahan pola pertemuan ini diharapkan sangat membantu untuk mengurangi kontak langsung atau berkumpul orang yang banyak untuk mencegah penularan virus covid-19.
Hal sama juga dilakukan oleh Universitas 17 Agustus 1945 melakukan perubahan pola perkuliahan menjadi media daring.
"Sama kita mengalihkan sistem kuliah ke sistem media daring. Dengan sistem online memakai aplikasi kita sendiri macam-macam atau aplikasi lainnya tergantung jumlah mahasiswanya. Kalau hanya 25 mahasiswa menggunakan skype," ujar Rektor Untag Samarinda, Dr Marjoni Rachman.
Dikatakan Marjoni, Jumlah mahasiswa Untag mencapai 5000 orang yang akan lakukan kuliah secara online. Sedangkan, para dosen yang belum mahir kuliah online akan diberikan pelatihan singkat.
Media ini menghimpun, perguruan tinggi di Samarinda yang menghentikan perkuliahan tatap muka hingga kini berjumlah 5 yaitu STIMIK, UMKT, UNTAG, IAIN dan Unmul.
Sementara itu, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur juga telah meliburkan perkuliahannya. Langkah cepat tersebut untuk mencegah penularan covid-19 di Samarinda yang bisa masuk dari orang-orang yang berpergian dari daerah terjangkit virus tersebut.
"Kita tahu bersama samarinda ini terhubung secara langsung dan tidak langsung dengan banyak daerah yang saat ini sudah terdeteksi positif. Seperti Jakarta, Jogjakarta, Solo ada penerbangan langsung yang berapa orang tiap hari melakukan mobilitas dari daerah-daerah ini ke Samarinda meskipun belum terdeteksi di sini," ujar Wakil Rektor 1 UMKT, Ghozali MH, M.Kes., Ph.D.
Menurut Ghozali, tak ada pihak yang bisa menjamin bahwa diantara orang-orang yang bermobilisasi ini semuanya bebas dari virus covid-19.
"Sementara kita tahu bahwa inkubasi virus ini bisa sampai 14 hari. Artinya sekarang belum menunjukkan gejala, bisa besoknya baru menunjukkan gejala," ujarnya.