Mahkota untuk Gaungkan Misi

- Senin, 16 Maret 2020 | 12:42 WIB
Zozibini Tunzi
Zozibini Tunzi

Miss Universe 2019 Zozibini Tunzi, Miss International 2019 Sireethorn Leearamwat, dan Miss Supranational 2019 Anntonia Porsild mengunjungi Indonesia untuk menghadiri Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2020 bersama Yayasan Puteri Indonesia (YPI) dan Mustika Ratu dua pekan lalu. Tak hanya cantik, dengan mahkota di kepala, ketiganya punya pesan untuk digaungkan ke dunia.

 

Miss Universe 2019, Zozibini Tunzi

 

Siapkan Proyek Besar dengan UN Women

 

JAWABAN mantap Tunzi, 26, di sesi final question Miss Universe 2019 di Atlanta tentang pentingnya kepemimpinan untuk gadis muda mengantarnya jadi juara. Wakil Afrika Selatan yang pernah bekerja sebagai staf PR itu memang tertarik dengan isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. ’’Prinsipku, perempuan dan laki-laki memang tak sama, tapi bisa setara,’’ tegasnya saat diwawancarai Jawa Pos di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).

Kampanye kesetaraan gender dengan konsisten dibawa Tunzi hingga kini. Lewat media sosialnya, perempuan yang pernah ikut Miss South Africa 2017 itu gencar mengunggah caption tentang pentingnya isu tersebut. Saat ada kesempatan bicara dengan media atau sesi diskusi, hal itu selalu dia utarakan.

Bagi Tunzi, itu sangat penting karena apa yang dia ’’lihat’’ ketika masih anak-anak dan remaja. ’’Aku terbiasa melihat perempuan tak diperhitungkan dalam bidang pekerjaan, yang katanya hanya cocok untuk pria. Aku ingin mengubah hal itu,’’ terang perempuan yang ikut dalam kampanye anti kekerasan gender He for She di Afrika Selatan tersebut.

Kampanye yang digencarkan Tunzi rupanya menarik perhatian UN Women, organisasi PBB yang berfokus pada isu gender dan perempuan. Januari lalu, Tunzi yang kini tinggal di New York bertemu dengan para petinggi UN Women untuk membahas sejumlah proyek kampanye kesetaraan gender. ’’Aku punya program dengan mereka dalam waktu dekat. Tunggu saja,’’ ungkapnya.

Fokusnya bukan cuma soal bagaimana perempuan bisa setara dengan laki-laki, tetapi juga tentang standar kecantikan. Sepanjang hidupnya, Tunzi kenyang akan stereotipe cantik yang berkisar pada kulit putih, rambut panjang, dan badan bak jam pasir. Apalagi, banyak media di sekitarnya yang menegaskan hal itu. ’’Bahkan, setelah aku menang Miss South Africa 2019, ada yang mengejekku karena berkulit gelap dan berambut cepak,’’ paparnya.

Menjadi Miss Universe dengan kulit hitam dan rambut cepak, Tunzi menyadari pentingnya kampanye bahwa semua perempuan itu cantik. Bagaimanapun kondisi fisik mereka. ’’Kecantikan tak bisa dikotak-kotakkan. Setiap perempuan berhak disebut cantik,’’ tutur perempuan yang jadi pembicara di panel Evolving Standards of Beauty di New York Fashion Week 2019 bulan lalu itu. (len/c18/jan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X