Sepuluh Tahun Jadi ”Polisi” Jamban sampai Sekarang

- Jumat, 13 Maret 2020 | 11:58 WIB
Susilo Retnowati (tengah)
Susilo Retnowati (tengah)

APA yang dilakoni Susilo Retnowati memang bukan pekerjaan favorit, tapi berarti besar pada perubahan masyarakat Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo, Jogjakarta. Perempuan kelahiran Jogjakarta itu pun mendapat piala ASN Awards kategori The Future Leader.

 

TAUFIQURRAHMAN, Kulonprogo, Jawa Pos

 

Sepuluh tahun lalu, masyarakat di Kecamatan Panjatan, Kulonprogo, DIJ, masih menghadapi problem buang air besar sembarangan (BABS). Mayoritas penduduk daerah yang hanya berjarak kurang dari 4 kilometer di sebelah timur Bandara Yogyakarta International Airport itu belum memiliki jamban.

Susilo Retnowati, tenaga sanitasi penyelia lulusan Poltekkes Yogyakarta, bersama dr Renny Lo, dokter fungsional untuk Puskesmas Panjatan II, berkeliling untuk melihat kondisi warga yang memprihatinkan. ”Kami kampanye ke masyarakat sejak tahun-tahun itu. Kemudian program Jalin Asmara dibentuk pada 2015. Tahun 2017 Kecamatan Panjatan deklarasi bebas dari BABS,” tutur Nana, panggilan Susilo Retnowati.

Saat itu, masyarakat memilih sungai, parit, dan kolam-kolam tegalan sebagai tempat menunaikan hajat. Renny Lo yang saat ini menjadi kepala Puskesmas Panjatan II mengenang bahwa sungai dan kolam saat itu kotor sekali. ”Apalagi kalau musim hujan, air menggenang di mana-mana,” katanya.

Selain budaya tak sedap dipandang tersebut, angka penyakit diare di Panjatan sebelah selatan mencapai hampir 150 kasus rata-rata per tahun. Nana dan Renny mulai bekerja untuk melakukan pendataan dan pemetaan wilayah. Tersebutlah Pedukuhan 5, Desa Bojong, dengan Kepala Dukuh Ismanto. Daerah itu ada dalam daftar hitam catatan Nana sebagai daerah terparah endemis BABS.

Ismanto ingat saat itu, dari 128 kepala keluarga (KK) di wilayahnya, hanya 17 KK yang memiliki jamban sendiri. Warga Pedukuhan 5 biasanya membuat kolam kecil di halaman rumah. Dikelilingi rimbunan daun dan pepohonan kebun seperti batang bambu, kelapa, dan akasia.

Di kolam-kolam itulah, mereka biasanya memasang sebatang kayu melintang. Mereka duduk berjongkok di atasnya dan membuang hajat di kolam. Di bawahnya, ratusan ikan lele sudah menunggu santapan besar. ”Katanya, kalau BAB sambil melihat alam dan ikan-ikan lele, rasanya lebih mantap,” tutur Ismanto, lalu tertawa.

Beberapa tempat BAB outdoor tersebut memiliki tirai penutup. Biasanya dari kain atau sisa banner bergambar foto caleg partai tertentu. Namun, ada beberapa yang ekstrem, pasrah saja pada lindungan rerimbunan daun.

Kondisi seperti itu bukannya tidak pernah membawa korban. Tumiyem, 73, beberapa kali tercebur ke kolam saat memenuhi panggilan biologis tubuhnya itu. Berendam bersama lele dan digigiti gurami tidak asing lagi baginya. Kalau kebetulan hujan, Tumiyem terpaksa buang hajat sambil memegang payung atau memakai caping. ”Sekarang enak. Tidak perlu keluar rumah lagi,” ceritanya.

Mengubah perilaku masyarakat untuk meninggalkan BABS tidak mudah. Nana menuturkan, baru pada 2014 ke atas saat banyak bantuan pembangunan septic tank dari pemerintah, warga mulai mau berubah ke sanitasi yang lebih sehat.

Nana sadar dalam menjalankan pekerjaan tersebut, dirinya tidak bisa sendiri. Kebetulan, saat itu Koramil Panjatan dan Polsek Panjatan meneropong problem yang sama. Keduanya menurunkan Babinsa Serka Ahmad Sumarna dan Bripka Danang Joko Asmoro untuk membantu mencari solusi. ”Tapi, kan saya ndak banyak tahu bahasa dan teknis sanitasi,” tutur Ahmad.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X