42 Jamaah Umrah Terlantar di Makkah

- Jumat, 13 Maret 2020 | 11:07 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Di tengah ancaman penularan virus Korona di Arab Saudi, sebanyak 42 jamaah Indonesia terlantar di Makkah. Sampai sekarang mereka tidak kunjung memegang tiket pulang. Padahal 15 Maret adalah deadline dari pemerinta Saudi untuk seluruh jamaah umrah keluar dari negara mereka.

Sebanyak 42 jamaah tersebut berangkat menggunakan travel Panglima Ekspres. Nur Ainiyah, salah satu jamaah Panglima Ekspres menuturkan, mereka berangkat pada 25 Februari lalu. Mereka mendarat di Madinah untuk menjalani ziarah ke makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi. Sesuai kontrak, mereka akan pulang pada 14 Maret besok.

Namun ternyata dari pihak travel tidak menyediakan tiket untuk kepulangan tanggal 14 Maret. Posisi jamaah saat ini sudah berada di Makkah. Dia mengatakan travel menyampaikan pemulangan mereka dimajukan pada tanggal 7 Maret. Sehingga sewa hotel juga sampai 7 maret. Otomatis mereka mulai 7 Maret sampai saat ini membayar biaya hotel sendiri.

Dia sudah melaporkan kasus ini ke KBRI di Riyadh. ’’Masih belum dapat tiket kepulangan. Masih terus negosiasi dengan pihak travel,’’ katanya tadi malam (12/3). Menurut pengakuan Nur, pihak travel meminta uang Rp 180 juta untuk biaya tiket kepulangan 14 Maret.

Nur mengatakan jamaah kompak tidak mau membayar biaya tambahan itu. Sebab mereka berpegang pada kontrak layanan jamaah umrah selama 20 hari. Sehingga biaya tiket kepulangan menjadi tanggung jawab travel.

Di dalam websitenya, Panglima Ekspres mencantumkan nomor izin penyelenggara umrah D/171 Tahun 2019. Direksi Panglima Ekspres Muhibbin Billah lantas menceritakan kronologi versi mereka. ’’42 jamaah itu sudah punya tiket pulang, tapi hangus,’’ katanya tadi malam.

Muhibbin menuturkan jamaah berangkat pada 25 Februari. Kemudian pada 29 Februari maskapai Air Asia berkirim email menawarkan dua pilihan. Yakni kepulangan dimajukan menjadi 7 Maret atau refund biaya tiket untuk penerbangan Jeddah-Kuala Lumpur.

Dia sudah mengkomunikasikan pemberitahuan dari Air Asia tersebut kepada rombongan jamaah. Namun tidak ada keputusan dari jamaah. Mereka bersikukuh untuk tetap berumroh sesuai kontrak yakni 20 hari. Muhibbin lantas tidak ingin tiket jamaah hangus.

Akhirnya dia putuskan memilih opsi memajukan jadwal kepulangan pada 7 Maret. Tiket kepulangan untuk penerbangan 7 Maret sudah dikirim ke jamaah pada 1 Maret. Namun lagi-lagi jamaah tidak mau pulang. Mereka tetap ingin di Makkah. Sampai akhirnya lewat dari tanggal 7 Maret dan tiket kepulangan menjadi hangus.

Muhibbin menuturkan 42 jamaah itu sampai saat ini belum sempat berumrah. Karena mereka terlalu lama berada di Madinah. Sehingga saat tiba di Makkah, sudah keluar aturan larangan menjalankan ibadah umrah di Masjidilharam.

Dia mengatakan sudah mengembalikan sebagian biaya umrah ke jamaah karena masa tinggalnya diperpendek dari 20 hari menjadi 14 hari. Dari total biaya umrah Rp 22 juta, dikembalikan ke jamaah Rp 2,5 juta/orang. Uang tersebut sudah ditransfer. Jadi dia menegaskan kasus ini berawal dari keputusan maskapai Air Asia. Dia juga sudah menjelaskan kronologi kasus tersebut ke Dubes Indonesia di Riyadh Agus Maftuh Abegebriel. Sementara itu belum ada komentar dari Kementerian Agama terkait kasus jamaah yang terlantar ini. (wan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X