Paling Terdampak Korona, Pengusaha Travel Perlu Dukungan Konkret

- Kamis, 12 Maret 2020 | 17:29 WIB
Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak wabah korona. Bali pun terkena dampaknya.
Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak wabah korona. Bali pun terkena dampaknya.

JAKARTA– Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak wabah korona. Agar virus tidak menyebar luas, pemerintah memberlakukan kebijakan karantina. Itu membuat mobilitas warga berkurang drastis. Jangankan untuk berwisata, perjalanan dinas pun dibatasi. Para pengusaha biro perjalanan wisata atau travel agent mengeluh.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno melaporkan, penurunan calon wisatawan sudah mencapai 80–90 persen. Bukan hanya turis mancanegara, tapi juga domestik. ”Minat bepergian menurun ditambah dengan peraturan dari beberapa perusahaan atau sekolah yang melarang staf atau muridnya masuk kembali setelah pulang bepergian,” ujar Pauline (11/3).

Selain turunnya penjualan, wabah korona membuat sekitar 95 persen calon penumpang membatalkan tiket perjalanan mereka. ”Ticketing, outbound, inbound, pilgrimage. Sekarang semua terkena imbasnya,” beber Pauline.

Kondisi itu, menurut dia, menekan cash flow perusahaan-perusahaan travel. Dia tidak membantah kabar yang menyebutkan bahwa beberapa anggota Astindo melakukan efisiensi. Mulai mengurangi durasi operasional menjadi lima hari kerja, mengurangi jam kerja, dan memberlakukan unpaid leave terhadap karyawan. Termasuk, sopir dan kurir.

”Sebab, fixed cost jalan terus. Biaya gaji, pajak, dan lain-lain kan harus tetap dibayar,” tambah Pauline. Dia berharap, kondisi itu tidak berlarut-larut.

Astindo berharap pemerintah benar-benar serius mengatasi wabah korona. Dengan demikian, citra Indonesia di mata masyarakat global kembali baik dan arus kunjungan kembali normal.

Astindo juga meminta pemerintah lebih memperhatikan para pengusaha travel agar bisa survive. ”Insentif pemerintah itu rata-rata untuk marketing,” kritik Pauline. Pemerintah Singapura, Malaysia, dan Hongkong mulai memberikan potongan pajak berupa income tax, property tax, penurunan bunga kredit bank, penurunan tarif dasar listrik, kemudahan pinjaman modal, dan potongan biaya sewa kantor.

”Langkah konkret ini yang kami butuhkan untuk memperpanjang napas anggota,” harap Pauline. Senada dengan Astindo, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengaku membutuhkan bantuan pemerintah. Kemarin Wakil Ketua Umum Asita Budijanto Ardiansjah mengimbau pemerintah transparan dan sigap dalam menangani wabah korona. ”Yang paling dibutuhkan saat ini adalah mengembalikan confident masyarakat untuk traveling,” ujarnya.

Insentif-insentif langsung pada perusahaan travel seperti yang disebut Pauline turut diamini Budijanto. Menurut dia, saat ini perusahaan travel yang beruntung masih bisa menjaga operasional seperti biasa hanyalah perusahaan yang memiliki modal kuat. ”Kalau bicara efisiensi, bahkan travel yang sudah besar pun, sekarang terpaksa efisiensi,” bebernya. (agf/c25/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X