Pengetap Rata-Rata Pakai Thunder, Untung Rp 1.550 Perliter

- Kamis, 12 Maret 2020 | 17:26 WIB
Pengetap yang diamankan oleh polisi.
Pengetap yang diamankan oleh polisi.

BALIKPAPAN-Penimbunan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi khususnya jenis solar dan premium tengah dibidik Polda Kaltim. Modus yang biasa digunakan pelaku dengan modifikasi tangki kendaraan agar memuat lebih banyak BBM.

Mata rantai pelakunya, saat ini tengah ditelusuri penyidik Subdit Industri Perdagangan dan Investasi (Indagsi), Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kaltim. Rata-rata modus dilakukan pelaku, yakni membeli BBM dengan memodifikasi kendaraannya serta menjual BBM subsidi dengan harga industri. BBM itu jenis premium, solar, dan lainnya.

Antrean di sejumlah SPBU khususnya solar subsidi terlihat di kawasan Jalan DI Panjaitan, Gunung Guntur, Balikpapan Tengah, Rabu pagi (11/3). Di SPBU ini memang langganan antre. Mulai mobil pribadi, truk, mobil travel, dan lainnya.

Selain itu, di sejumlah SPBU banyak pula kendaraan jenis Suzuki Thunder yang digunakan pengendara antre. Kapasitas tangkinya mencapai 15 liter. Saat dimodifikasi bisa memuat hingga 20 liter. Motor jenis ini kerap terlihat di mayoritas SPBU di Balikpapan.

Beberapa waktu lalu, anggota Subdit Indagsi mengamankan pengemudi truk KT 8030 KJ, Wawan Effendi, yang baru keluar dari SPBU Jalan Soekarno-Hatta Km 19, Batuah, dengan barang bukti solar 1.200 liter.

Setelah jalani pemeriksaan, Wawan resmi ditetapkan tersangka. Dari pengembangan, penyidik menetapkan tersangka operator SPBU tersebut berinisial HD.

 “Alat bukti didukung keterangan tersangka, ada keterlibatan operator,” terang Direktur Reskrimsus Polda Kaltim Kombes Pol Budi Suryanto bersama Kasubdit I Indagsi AKBP Seber R Kombong.

Seber menambahkan, mayoritas modus pelaku pengetap, tangki kendaraan dimodifikasi, tersangka membeli solar bersubsidi seharga Rp 5.150 per liter. Kemudian dijual lagi dengan harga Rp 6.000- 6.500 per liter. “Tiap liternya, operator dapat Rp 150,” ungkapnya.

Ditengarai Wawan menjual solar di sekitar poros Balikpapan-Samarinda, Kukar dan lainnya. Diecer dengan harga antara Rp 6.000-6.500 per liter. Sementara untuk premium, pengetap menjualnya dengan harga eceran rata-rata Rp 8.000 per liter. Ada selisih Rp 1.550 dari SPBU. Dalam sehari satu pengetap bisa memborong sampai 100-150 liter premium. Selisih inilah yang dikejar para pengetap. (aim/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X