Pasien Corona Meninggal di Bali

- Kamis, 12 Maret 2020 | 13:16 WIB
Simulasi penanganan pasien corona covid-19 di RS Buleleng beberapa hari lalu. (Eka Prasetya/Radar Bali)
Simulasi penanganan pasien corona covid-19 di RS Buleleng beberapa hari lalu. (Eka Prasetya/Radar Bali)

DENPASAR-Dari 31 kasus positif corona di Indonesia, satu pasien akhirnya meninggal dunia kemarin (11/3). Itu adalah pasien Covid-19 pertama yang meninggal dunia. Sebelumnya sempat dirawat di RS Sanglah, Bali, selama tiga hari. Perempuan itu adalah warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun.

Sekprov Bali yang juga ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Bali Dewa Made Indra mengatakan, Pemprov Bali malah baru mengetahui pasien WNA itu positif corona setelah meninggal pada pukul 02.45 Wita.

Dia menjelaskan, WNA tersebut adalah imported case. Dia tertular bukan dari Bali. Dewa menjelaskan, perempuan asing itu memiliki empat riwayat penyakit. Yakni, diabetes melitus, hipertensi, hipertiroid, dan paru menahun.

Perempuan itu datang ke Bali bersama suaminya pada 29 Februari lalu. Kemudian, jatuh sakit dengan gejala demam hingga dibawa ke rumah sakit swasta pada 3 Maret. Karena tidak kunjung sembuh, dia dirujuk ke RS Sanglah pada 9 Maret. Dia menjelaskan, jenazah pasien tidak dibawa balik ke negaranya, melainkan langsung dikremasi di pemakaman Taman Mumbul, Badung, pukul 12.30 Wita kemarin.

Menurut Dewa, sejatinya hasil laboratorium belum diterima Pemprov Bali. Dia baru tahu bahwa pasien tersebut positif corona setelah Dinas Kesehatan mengonfirmasi ke Jakarta. “'Tadi (kemarin) kami mendapat penjelasan bahwa pasien yang meninggal itu adalah kasus nomor 25 yang positif Covid-19,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Bali.

Kenapa pasien tersebut bisa lolos di pemeriksaan bandara? Dewa menjelaskan, saat itu, suhu tubuh WNA itu normal, di bawah 38 derajat celsius. Karena itu, tidak ada pemeriksaan medis lainnya. “Artinya saat itu belum masa inkubasi,” terangnya.

Pemprov Bali sudah melacak orang-orang yang pernah berinteraksi dengan WNA itu. Hasilnya, ditemukan ada 21 orang. Mereka sudah diisiolasi di rumah masing-masing. Semua sudah menjalani pemeriksaan kesehatan dengan swab untuk diuji di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Suami pasien juga diisolasi di RS Sanglah pada 9 Maret. “Suami korban dalam keadaan sehat,” tambahnya.

Sementara itu, muncul harapan di tengah meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia. Dua di antara para pasien itu sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Meski demikian, pemantauan tetap dilakukan terhadap mereka.

Kepastian sembuhnya dua kasus itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yuriawan di kantor presiden kemarin. Pasien yang sembuh itu adalah kasus 06 dan 14. Kasus 06 adalah ABK Diamond Princess yang tertular saat masih di kapal itu. Sementara, kasus 14 adalah WNI yang baru kembali dari luar negeri.

“Pasien 06 dan pasien 14 ini sudah dua kali diperiksa (virusnya) negatif,” terang Yuri, sapaan akrab Achmad Yuriawan. Dua kali pemeriksaan virus itu adalah standar yang berlaku di semua negara sebelum menyatakan pasien Covid-19 sembuh. Sepanjang masa perawatan, keduanya semakin minim keluhan hingga tesnya dinyatakan negatif.

Perawatan terhadap pasien positif Covid-19 bukanlah perawatan medis gawat sebagaimana dibayangkan beberapa pihak. Para pasien itu sebetulnya hanya menjalani terapi untuk memperkuat imunitas. Termasuk dengan mengonsumsi vitamin. Dengan cara itu, virus akan mati dengan sendirinya karena imun pasien sudah kuat. Mayoritas pasien juga tidak menggunakan infus maupun oksigen.

Meski hanya diterapi, mereka tetap diisolasi. Tujuannya mencegah interaksi mereka dengan siapa pun yang berpotensi membuat virusnya pindah. Pengecualian dilakukan terhadap pasien dengan penyakit bawaan. Mau tidak mau, mereka harus mendapat perawatan ekstra karena penyakit bawaan itu membuat kondisinya menjadi berat.

Kedua pasien tersebut boleh pulang kemarin. Namun, sebelum pulang, mereka di-briefing oleh tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta. Keduanya diminta untuk melaksanakan isolasi diri selama dua pekan ke depan. Baik dari lingkungan keluarganya maupun lingkungan sosialnya. “Meski sudah negatif, masih kami harapkan mereka berhati-hati,” lanjutnya.

Selama masa isolasi diri, mereka diminta tetap mengenakan masker saat beraktivitas. Kemudian, sebisa mungkin menghindari kontak dekat dengan keluarga. Selain itu, mereka diminta tidak menggunakan alat makan dan minum bersama. Ditambah, mengurangi aktivitas di luar rumah maupun bertemu dengan orang lain. Mereka juga masih dalam pantauan Dinas Kesehatan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X