SEMOGA LANCAR..!! Tol Samarinda–Bontang Ditarget Rampung 2024

- Rabu, 11 Maret 2020 | 14:22 WIB
Setelah jalan bebas hambatan Balikpapan-Samarinda, masyarakat Kaltim kini bersiap menyambut pembangunan tol Samarinda-Bontang yang ditarget dalam waktu 4 tahun.
Setelah jalan bebas hambatan Balikpapan-Samarinda, masyarakat Kaltim kini bersiap menyambut pembangunan tol Samarinda-Bontang yang ditarget dalam waktu 4 tahun.

SAMARINDA–Jalan Tol Samarinda–Bontang, pembangunan Jembatan Pulau Balang, dan proyek infrastruktur di Kabupaten Mahakam Ulu, jadi prioritas pemerintah pusat untuk segera dirampungkan. Sebenarnya, Kaltim mengusulkan 13 proyek strategis nasional (PSN). Namun, hanya tiga proyek tersebut yang dianggap memenuhi kriteria.

Dijelaskan Kepala Biro Administrasi Pembangunan (Adbang) Pemprov Kaltim Fadjar Djojoadikusumo, kriteria yang dimaksud harus sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) maupun daerah. Selanjutnya, dianggap strategis. Misal, kalau dibangun implikasinya bagaimana terhadap masyarakat. Kriteria ketiga adalah operasional. Kalau tidak siap, tidak bisa.

“Masalah desain ada tidak. Lingkungan selesai tidak itu kriteria operasional. Proyek ini juga harus selesai pada 2024,” sambungnya.

Proyek PSN ini pun banyak berkaitan dengan transportasi. Misalnya pada pembangunan tol Samarinda-Bontang yang akan memangkas jarak tempuh dari dan ke dua kota ini. Hal ini penting untuk distribusi ekonomi. Termasuk pembangunan Jembatan Pulau Balang yang akan memangkas jarak antara Balikpapan dan Penajam yang selama ini mesti memutar dengan jarak 100 kilometer. Dengan jembatan ini, jarak tempuh hanya jadi 30 kilometer.

“Nah, Pulau Balang, itu dua aksesnya. Dari PPU jembatan pendek, lalu jembatan panjang ke Balikpapan. Untuk jembatan pendek APBN Rp 450 miliar kalau enggak salah. Kalau jembatan panjang, Rp 1,2 atau 1,4 triliun itu. Nah, di sini, aksesnya 8 kilometer lewat rawa. Karena memang jalan nasional itu tidak ada PPU ke Balikpapan, Sepaku itu jalan provinsi . Jalan nasional dari Kalsel ke PPU, Balikpapan ke utara. Sekarang masih belum ada, itu yang kita minta lewat Pulau Balang,” papar Fadjar.

Terakhir, infrastruktur di perbatasan Kaltim di Mahakam Ulu akan ditingkatkan dalam skema PSN. Mengingat, infrastruktur transportasi di teras Indonesia ini masih memprihatinkan. Di sisi lain, Pelaksana Tugas (Plt) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Iman Hidayat mengatakan, target penyelesaian proyek-proyek tersebut pada 2024. Namun, itu bergantung kesiapan anggaran dan desain dari pusat.

 

Tentang Tol Bontang-Samarinda

 

Berdasarkan perencanaan semula, Tol Samarinda–Bontang memiliki panjang 94 km. Jalan Tol Samarinda–Bontang ini akan menjadi bagian dari rencana pembangunan jalan tol di Kaltim sepanjang 323 km, meliputi ruas jalan Balikpapan–Samarinda–Bontang, Sangatta–Maloy. Ruas jalan tol ini merupakan jaringan jalan tol di Kaltim yang akan terkoneksi dengan Bandara Samarinda Baru, Jembatan Mahkota II, Bontang Lestari atau pusat Pemerintahan Kota Bontang, dan kawasan cluster industri.

Ruas jalan tol Samarinda–Bontang yang akan diusulkan saat ini sudah siap dengan basic design. Kehadiran jalan tol ini akan mempersingkat jarak antara Samarinda menuju Bontang dan sebaliknya. Jalur yang ada saat ini sepanjang 122 km. Sementara dengan jalan tol jaraknya akan menjadi hanya 94 km dengan kondisi jalan yang lebih baik dan cenderung rata, sehingga waktu tempuh lebih singkat.

Jalan tol Samarinda–Bontang direncanakan terbagi dalam empat seksi, yakni Seksi I: Palaran–Bandara APT Pranoto sepanjang 23,5 km, Seksi 2: Bandara APT Pranoto–Sambera sepanjang 24 km, Seksi 3: Sambera–Marangkayu sepanjang 22,5 km dan Seksi 4: Marangkayu–Bontang sepanjang 24 km. Terkait basic design jalan tol Samarinda–Bontang saat ini sudah ada. Dari sisi geotektonik, jalur tol ini berada pada daerah lembah dengan jenis tanah lanau dan lempung. Geologi ruas jalan tol ini cukup aman dari patahan dan longsor.

Topografinya cenderung datar dan berbukit, sehingga geometri jalan cukup bagus. Demikian juga dengan daya dukung tanahnya cukup baik dan drainase bisa dibuat dengan mudah,” jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaltim, HM Taufik Fauzi beberapa waktu lalu. Ditambahkan Taufik, jalan tol ini akan dibuat dua jalur dengan enam lajur. Masing-masing lajur dibuat dengan lebar 3,6 meter. Lebar badan jalan secara keseluruhan 33,1 meter dengan sistem perkerasan rigid pavement. Pada jalur tol ini juga akan dibuat enam persilangan tidak sebidang. “Waktu pelaksanaan kita estimasi sekitar 42 bulan. Perkiraan biaya konstruksi yang kita hitung pada 2013 mencapai Rp 9,6 triliun. Sementara biaya pengadaan lahan saat itu diproyeksi Rp 1,1 triliun,” ujar Taufik.

Kembali ke Fadjar Djojoadikusumo. Dia melanjutkan, selain proyek Tol Samarinda–Bontang, pembangunan Jembatan Pulau Balang, dan proyek infrastruktur di Kabupaten Mahakam Ulu, sebanyak 10 proyek lain tetap diperjuangkan untuk dibiayai pusat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X