Karaoke menjadi salah satu kegiatan untuk melepas penat setelah bekerja. Namun, saat melakukan aktivitas tersebut harus melihat situasi dan kondisi sekitar. Salah-salah nyawa bisa melayang.
SAMARINDA–Berkaraoke ria memang kerap dilakukan Kaharuddin Daeng Liwang di eks Lokalisasi Loa Hui, Jalan Kurnia Makmur, RT 42, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir. Pria 41 tahun yang bekerja sebagai kapten kapal itu memang salah satu pelanggan setia di Wisma Mawar Indah 3.
Setiap berkaraoke, dia kerap mengajak rekannya. Dini hari kemarin (10/3), sekitar pukul 01.00 Wita Kaharuddin berkunjung bersama Kamaruddin (34). Setibanya di lokasi, sudah ada tiga tamu lain yang lebih dulu berkaraoke sambil menegak bir. Berbeda kursi dengan jarak sekitar 3 meter.
Tak beberapa lama Kamaruddin dan Kaharuddin yang terpengaruh minuman beralkohol mulai membuat onar. Dua kelompok itu pun beradu mulut.
"Kapten itu (sapaan akrab Kaharuddin) sering datang memang. Yang kelahi lebih dahulu itu teman kapten (Kamaruddin)," ucap Mustamin, pemilik wisma, kepada media kemarin. Adu jotos pun tak bisa dihindari, membuat keadaan semakin gaduh.
Sementara itu, Mustari selaku keamanan mengaku sempat menahan ketiga pelaku yang ingin balas dendam di gerbang Kompleks Loa Hui bersama tiga anggota keamanan lainnya. Namun para pelaku yang sudah membawa sajam, malah mengancam mereka.
Tak beberapa lama, dua orang yang ditunggu pun melintas mengendarai motor dan disambut timpasan parang. Setelah jatuh, keduanya dihujani timpasan parang pelaku.
"Nggak bisa apa-apa lagi, kami juga diancam pakai parang. Dua orang pakai badik, tapi masih terbungkus sarung. Pelaku yang bawa parang langsung menebas korban," jelas Mustari.
Kamaruddin yang disabet parang tepat pada bagian lehernya meninggal di tempat. Selain leher, tangan kirinya juga luka sobek, sepertinya coba melawan. Sementara itu, Kaharuddin mendapati luka bacok. "Banyak lukanya, tapi paling besar di punggung. Kaharuddin kami bawa ke rumah sakit," pungkasnya.
Sekitar 100 meter dari gerbang lokalisasi, mobil Toyota Avanza warna hitam yang dikendarai pelaku sempat berhenti dan membuang parang.
Menerima laporan dari warga sekitar, personel Polsek Samarinda Seberang dan Satreskrim Polresta Samarinda segera mendatangi TKP dan mengamankan barang bukti yang ditemukan.
Unit Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polresta Samarinda juga langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Garis polisi langsung dipasang mengelilingi wisma tersebut. Dari olah TKP, ada 16 adegan yang digambarkan sesuai keterangan saksi. Mulai awal kejadian sampai pelaku melarikan diri.