Lalui Pemeriksaan Ketat, Sempat Tegang saat Paspor Ditahan

- Selasa, 10 Maret 2020 | 11:48 WIB
Penulis saat berada di Al Quds, Palestina.
Penulis saat berada di Al Quds, Palestina.

Jalan menuju Palestina selalu tak mudah. Awak Kaltim Post melakukan perjalanan dari Mesir ke negara di Timur Tengah tersebut.

 

RUSDIANSYAH ARAS,

ADA banyak unsur kejutan menanti jamaah Malika Indonesia saat mereka bergerak dari Mesir ke tujuan utama Masjid Al-Aqsa di Palestina, Sabtu (29/2) siang. Saking dekatnya, rombongan cukup berjalan kaki dari Hilton International Hotel menuju Taba Border, wilayah perbatasan yang indah berada di tepi pantai, Laut Mati  --Bahrul Ahmar (Laut Merah).

Pukul 14.15 waktu setempat, jamaah Malika Indonesia berjumlah 36 orang sudah menginjak tapal batas wilayah yang menyerupai bibir seorang gadis cantik. Berputar melingkar, meliuk tipis-tipis.

Antara serius dan tidak, para penjaga di perbatasan Mesir sempat melempar senyum. Akhmed, petugas travel yang ikut mengawal dari Kairo melepas kami sampai di sini. Pria berpostur tinggi besar itu menyerahkan berkas peserta ziarah kepada Rozi Munadi , pimpinan cabang travel umrah dan haji Malika Kaltim. Rozi untuk sementara mengambil alih kendali rombongan.

Posisi kami berada di belakang rombongan Indonesia lainnya yang juga punya maksud sama, akan memasuki wilayah Palestina. Meski rombongan Malika sempat tertahan sekitar 140 menit dari pemeriksaan imigrasi, akibat sembilan orang membatalkan  keberangkatannya, tapi akhirnya rombongan bisa masuk ke Israel.

 “Untung jumlah kita masih di atas 80 persen yang datang. Kalau tidak, kita pasti ditolak masuk,” kata Khalid, petugas travel yang memandu rombongan selama di Palestina.

Petugas imigrasi sangat cermat mengamati setiap orang. Lewat Gate 1 seperti tidak ada masalah. Dari bilik kaca, seorang pria berbaju putih memanggil pimpinan Malika Indonesia.

Menggunakan bahasa Inggris, dia meminta setiap orang agar mengangkat paspornya sambil berjalan memasuki rintangan sebuah pintu dorong otomatis. Batin saya dalam hati, “Ah, gampang amat cuma angkat paspor.”

Masuk Gate 2 mulai ketat. Petugas imigrasi Israel tidak hanya menggunakan mesin pemindai otomatis, tapi juga mengamati kami satu demi satu secara manual. Cara kerja pengamatan manual itu begini; ketika akan masuk x-ray ada satu orang imigrasi Israel melihat dan mengamati paspor seseorang.

Entah ilmu macam apa yang dimiliki petugas itu, karena hanya membandingkan antara foto paspor imigrasi dengan wajah asli secara kasatmata, dia bisa “menghentikan” langkah si pemilik paspor. Paspor ditahan. Pemilik paspor diberi secarik kertas warna merah atau putih. Saya tidak mengerti maksud dari kedua warna tersebut. Kondisi itu sempat membuat tegang sejumlah rombongan.

Saya melirik ada dua anggota rombongan dari grup Malika yang mengalami masalah di Gate 4. Mereka adalah Hartono Hanan dan Asnah peserta dari Samarinda. Selain ditahan paspornya untuk sementara, mereka harus mengikuti aturan setempat. Yakni diinterogasi oleh orang yang pertama melakukan pemindaian secara manual tadi.

Hebatnya lagi, petugas pemindai tersebut tidak melempar kasus ini ke orang lain. Dia tangani sendiri pemeriksaan demi pemeriksaan terhadap dua rombongan kami sampai semuanya tuntas.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X