DADANG YS/KP
Sejak pagi, puluhan orang telah memadati Ruko Sjahranie Center, Jalan AW Sjahranie, Nomor 1, RT 14, Gunung Kelua, Samarinda Ulu. Bukan hendak berdemo, tujuannya ingin mengubah gaya hidup. Menghapus rajah berbagai bentuk yang selama ini menghiasi tubuh.
SAMARINDA–Alasannya beragam. Mulai ditegur anaknya, ditegur mertua, hingga ingin beribadah tanpa pandangan "miring" dari masyarakat.
Seperti halnya Gita. Perempuan 23 tahun itu sengaja tiba sejak pagi (8/3), bersama 69 warga lainnya. Tato yang berada di lengan kanannya sejak 2017 mulai memudar ketika ditembakkan laser penghapus.
"Sama-sama sakit Mas, buat ataupun hapus (tato), tapi sakit sewaktu dihapus sih," ucapnya kepada Kaltim Post, beberapa waktu lalu.
Namun, dia tak mempermasalahkan. Niatan ingin berubah lebih baik serta menghilangkan stigma masyarakat membuat tekadnya bulat. Perempuan yang bekerja di salah satu outlet makanan cepat saji itu mengaku, membuat tato hanya karena rasa penasaran.
Kaltim Post juga sempat berbincang dengan Dani. Tato yang menghiasi tubuhnya jauh lebih banyak. Hampir seluruh badannya. Bersama keluarganya, dirinya tiba di lokasi sejak pagi. Sebelumnya, Dani juga pernah menghapus tato di kegiatan yang sama pada akhir Januari lalu. "Ini sudah kedua kalinya saya ikut. Saya mau insaf, mau salat," ucap Dani.
Pria 37 tahun itu menceritakan, rajah-rajah berbagai bentuk menghiasi tubuhnya dan kerap dipandang buruk. "Dipandang sebelah mata, padahal ada juga yang tidak bertato tapi lebih parah (perilaku)," ujarnya.
"Rasa menyesal ada, makanya saya hapus. Saya ingin berobat, kalau tahu seperti ini, saya tidak akan membuat tato sewaktu muda," sesalnya.
Sementara itu, bagian kemitraan Icare Kaltim Prasetyo Mulyono menuturkan, kegiatan hapus tato yang berlangsung, merupakan lanjutan dari yang sebelumnya. "Karena harus 3–4 kali treatment baru tato hilang," ucapnya.
Pihaknya berencana mengadakan kegiatan serupa April mendatang. “Insyaallah sebelum Ramadan ada lagi," tutupnya. (*/dad/dns/k8)