Tak Menyesal Bunuh Korban, Diduga karena Depresi Dimarahi Ayah

- Senin, 9 Maret 2020 | 10:14 WIB

JAKARTA – Garis polisi terpasang di sebuah rumah bernomor 41, Jalan B2 Dalam, Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Itu adalah rumah NF (15), tersangka pembunuhan terhadap korban AP. Jarak tempat tinggal pelaku dan korban yang baru berusia lima tahun itu hanya berselisih satu rumah.

Kendati bertetangga, cara pelaku menghabisi nyawa korban sangat keji. Pada Kamis (5/3) sekitar pukul 16.00 WIB, tersangka memanggil korban untuk bermain di rumahnya. Lalu, tersangka mengajak korban ke kamar mandi. Di kamar mandi itu, tersangka meminta korban mengambil mainan di dalam bak yang sebelumnya sudah disiapkan.

Saat korban hendak mengambil mainan, korban lalu menenggelamkannya selama 5 menit. Tak hanya itu, tersangka juga mencekik leher korban. Setelah lemas, korban diikat dan dimasukkan ke lemari. Awalnya, pelaku hendak membuang jasad korban. Namun, lantaran sudah sore, jenazah akhirnya tetap disimpan di dalam lemari.

Kartono, ayah korban, tidak menduga anak bungsunya menjadi korban pembunuhan sadis. Karena itu, pada Kamis malam, dia bersama warga bersama-sama mencari keberadaan AP. “Saat mendengar anak hilang, posisi saya masih bekerja. Saya langsung bergegas pulang,” ujar Kartono saat ditemui di kediamannya kemarin siang (7/3).

Kartono bersama warga mencari keberadaan AP. Bahkan, warga sampai mencari keberadaan AP di rumah kosong di daerah tersebut. Warga khawatir AP terjebak. Namun, hasilnya nihil. Lalu, warga mencari keberadaan AP di rumah NF. Lantaran hanya mencari di lantai bawah, AP tidak ditemukan.

”Karena tidak juga ditemukan, sekitar pukul 23.00 WIB, saya melapor ke polsek. Lalu, keesokan harinya, saya mencari lagi. Tiba-tiba saat saya pulang ke rumah, sudah banyak polisi di sini. Namun, saat itu, saya belum kepikiran macam-macan,” ungkap pria yang sehari-hari bekerja di sebuah bengkel di Matraman, Jakarta Timur, tersebut.

Ternyata, polisi datang membawa kabar duka. AP ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa setelah dibunuh NF. Kartono sama sekali tidak menyangka. Sebab, putrinya jarang berinteraksi dengan tersangka. “Anak saya sering main dengan adik tersangka. Mereka seumuran,” ucap pria 40 tahun tersebut.

Kartono menerangkan, NF dikenal sebagai anak yang jarang bergaul. Sepulang sekolah, dia lebih sering menghabiskan waktu di rumah. “Kalau anak saya suka main. Makanya, waktu dapat berita Arumi hilang, saya pikir dia main ke jalan raya untuk mengikuti pengamen ondel-ondel,” ucap Kartono.

Neni, salah seorang warga Jalan B2 Dalam, menambahkan, NF merupakan sosok pendiam. Dia sangat jarang melihat NF bersosialisasi di lingkungan. “Saya kenal dia dari kecil. Mungkin karena dia broken home. Orangtuanya cerai. Dia sekarang tinggal bersama ibu tiri,” ucap perempuan 48 tahun tersebut.

Keterangan Neni sejalan dengan barang bukti yang disita polisi. Dari hasil olah TKP, petugas menemukan buku yang berisi curahan hati tersangka. Pelaku menulis “please Dad don’t make me mad if you not want death. I will make you go to grave”. (Ayah, jika tidak ingin mati, tolong jangan buat saya marah. Saya akan mengirim Anda ke kuburan).

Kekesalan NF terhadap ayahnya tidak hanya itu. Di bagian buku lain, dia menulis “My Dad is my crush.  I want to leave My Dad or My Dad is death (Ayah saya adalah kehancuran saya. Saya akan meninggalkan ayah saya, atau ayah saya mati). Lalu, “Keep calm Daddy bondage and give me torture (Tetap tenang perbudakan ayah. Berikan saya siksaan).

Selain tulisan, dalam buku tersebut, petugas juga menemukan sebuah gambar perempuan yang sedang terikat. Dari penulisan dan gambar yang ditemukan di buku tersebut, NF terbilang anak yang cerdas. “Makanya, warga tidak ada yang menyangka kalau dia telah membunuh orang dengan sadis,” ucap Neni.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menerangkan, NF melakukan aksinya dengan sadar. Bahkan, pelaku sama sekali tidak menyesali perbuatannya. “Dia juga terlihat tenang dalam menjawab pertanyaan,” ungkap mantan analis kebijakan madya bidang Penmas Divisi Humas Polri tersebut.

Yusri menambahkan, tersangka melakukan aksinya karena didorong hasrat untuk membunuh. Dia terinspirasi dari hobinya yang senang melihat film horor. Yakni, film Chucky. Selain itu, dia senang dengan film The Slender Man. Slender Man dikenal suka menculik dan melukai orang. “Dia suka Slender Man sampai dibuatkan gambar,” ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB

Danramil Gugur Ditembak OPM

Jumat, 12 April 2024 | 09:49 WIB
X