Bijaklah, karena Orang Bisa Berubah, Tapi Jejak Digital Tidak

- Minggu, 8 Maret 2020 | 10:27 WIB

BELAKANGAN jagad media sosial, terutama Twitter sempat dihebohkan dengan munculnya cuitan atau tweet lama si cakep Ardhito Pramono. Sayangnya dalam tweet tersebut, pemeran Kale dalam film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) itu menulis kata-kata berbau rasisme dan ujaran kebencian. Netizen menganggap hal tersebut kurang pantas dilakukan seorang public figureFyi, tweet itu sebenarnya diunggah tahun 2010, yang dimana Arditho belum dikenal luas sebagai penyanyi maupun aktor. Kala itu ia masih berumur 14 tahun dan sedang memiliki masalah pribadi.

Lain Ardhito, lain pula cerita James Gunn. Sutradara Guardian Of The Galaxy ini terpaksa harus diputus kontrak kerjanya oleh Disney karena ditemukan cuitan yang menimbulkan kontroversi karena membawa topik seputar pedofilia dan pemerkosaan. Padahal tweet tersebut diunggah beberapa tahun yang lalu. Tetapi Dewi Fortuna pada saat itu lagi nggak berpihak pada sutradara yang juga menggarap film Sucide Squad 2 ini. Dan yang baru aja viral ialah seorang siswi yang mengunggah fotonya di Twitter dengan pose memegang botol minuman beralkohol. Akibatnya ia dapat banyak respon negatif dari warga Twitter bahkan menurut akun yang sama yang mengunggah foto itu, memberikan pernyataan bahwa ia di drop out dari sekolah. Nah loh, jadi berabe,kan?

Seperti dua mata pisau, jejak digital atau digital footprint bisa menjadi bumerang bagi si empunya akun. Even konten tersebut diunggah sudah lewat beberapa tahun silam tapi bisa jadi senjata bagi orang-orang iseng atau mereka yang memiliki niat nggak baik bagi yang punya akun terkait. Seperti yang dialami oleh Tegar Oktavianus, seorang mahasiswa Ilmu Administrasi Negara ini menjadi korban bullying semasa SMP hingga SMA. 

“Dulu waktu SMP ada teman yang balak Photoshop dan dia iseng ngedit-ngedit foto aku lalu disebarkan di Facebook bahkan ditandai ke akunku. Abis itu jadi di-bully baik secara online lewat Facebook juga di dunia nyata. Lanjut pas SMA ada teman yang nemuin foto itu lagi, karena abis stalking akun Facebook aku yang pada waktu itu cuma dipake buat main game doang akhirnya memutuskan buat akun baru,”  ujarnya.

Hayo, siapa nih Sobat Z yang suka iseng stalking akun lama teman-temannya? Biasanya buat lucu-lucuan dan diunggah lagi ketika yang di-stalk ini sedang ulang tahun, iya nggak sih? Eits, ternyata nggak semua orang bisa menerima hal itu, loh. Cerita dari Ari Anggara, ia juga sama dengan Tegar yang di-bully karena postingan lama di Facebook. Hal tersebut lalu menjadi bahan ejekan di circle-nya Ari.

“Postingan lama di Facebook itu dicari dan dijadikan teman-teman sebagai bahan ejekan, pas udah kuliah ini ceritanya. So what gitu? That’s my past dan kenapa harus diungkit lagi. Akhirnya aku hapus akun lama itu dan nggak pernah pakai Facebook lagi. Bahkan sempat bersitegang gitu karena aku anggap ini bukan hal yang bisa dijadikan bahan bercandaan atau basa-basi. Tapi udah sama-sama minta maaf dan case closed,” ungkap mahasiswa FKIP Biologi ini.

Fyi, Sobat Z mulai sekarang boleh tuh check and re-check unggahan lama di media sosial dan coba untuk memikirkan matang-matang konten seperti apa yang layak dikonsumsi warganet dan mana yang seharusnya disimpan untuk pribadi. Nggak mau kan dapat masalah di masa depan hanya karena keisengan di masa sekarang? (mya)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X