PENAJAM - Normalisasi aliran sungai di kawasan Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko mulai jadi perhatian. Sebab, pendangkalan yang terjadi karena limbah perusahaan kayu membuat areal tersebut jadi langganan banjir ketika hujan. Itu disampaikan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Penajam Paser Utara (PPU) Tohar.
Dijelaskan, Pemkab telah bersurat kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III. Diharapkan permohonan tersebut segera direspons, agar normalisasi bisa cepat berjalan. "Dalam surat permohonan normalisasi dicantumkan data-data sungai yang ada di empat kecamatan," kata Tohar.
Dan yang jadi perhatian utama adalah wilayah rawan banjir, yakni Desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko di Kecamatan Penajam. Sementara di Kecamatan Sepaku ada Desa Sukaraja diklaim rawan banjir. “Kapan BWS melakukan normalisasi, kami belum tahu. Yang jelas data sungai yang ada di empat kecamatan sudah kami sampaikan," paparnya.
Untuk Sungai Riko yang sering meluap menyebabkan banjir di desa Bukit Subur dan Kelurahan Riko, kata Tohar, sudah disurvei oleh pihak BWS. “Mereka juga telah meninjau aliran kanal buatan yang ada di Giripurwa. Pemkab PPU meminta bantuan untuk menormalisasi kanal buatan itu," sambungnya.
Dia menerangkan, daerah gambut di Giripurwa tersebut sering terjadi kebakaran lahan. Sementara persediaan air minim ketika musim kemarau. "Karena itu aliran kanal buatan harus dibersihkan dan perlu dibuatkan embung atau sejenis penampungan air," pungkasnya. (asp/ind/k15)