Wisata Kaltim Juga Terimbas, Kaltim Juga Butuh Insentif

- Sabtu, 7 Maret 2020 | 11:54 WIB
Wisata susur Mahakam. Pariwisata Kaltim juga butuh insentif.
Wisata susur Mahakam. Pariwisata Kaltim juga butuh insentif.

SAMARINDA- Badan Perencanaan Pariwisata Daerah (BPPD) Kaltim meminta pemerintah pusat juga memberikan insentif penerbangan kepada Kaltim. Sebab, pemberian diskon tiket pesawat diyakini bisa menggairahkan pariwisata yang lesu karena penyebaran virus corona.

Untuk diketahui, subsidi diskon tiket pesawat yang diberikan pemerintah hanya untuk penerbangan ke Denpasar, Batam, Jogjakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Danau Toba, Tanjung Pandan, dan Tanjung Pinang. Kaltim belum masuk. Potongan diberikan selama 3 bulan, yaitu Maret-Mei 2020. Pemerintah memberikan dukungan kepada maskapai penerbangan, travel agen, dan pariwisata luar negeri sebesar Rp 298,5 miliar.

Dukungan juga dilakukan di desa dan daerah untuk tujuan pariwisata sebesar Rp 147,7 miliar. Untuk wisatawan domestik, pemerintah memberikan dana insentif transportasi sebesar Rp 443,3 miliar. Sedangkan, untuk melindungi daya beli masyarakat, manfaat kartu sembako ditambahkan sebesar Rp 4,56 triliun dan tambahan untuk subsidi rumah sebesar Rp 1,5 triliun.

Sekretaris BPPD Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan, pariwisata di Kaltim juga turut merasakan penurunan. Bahkan pelancong dari luar negeri banyak yang membatalkan kunjungan. Sehingga diharapkan kebijakan diskon penerbangan tidak hanya diberikan kepada 10 daerah saja. Pemerintah harus adil. Sebab, semua daerah harusnya diberikan stimulus.

“Laporan-laporan yang masuk ke kami sudah banyak. Pelancong dari luar negeri yang menikmati keindahan hutan di Kutim, Susur Sungai, dan lainnya biasanya sudah melakukan booking sejak sekarang untuk pertengahan tahun,” katanya, Jumat (6/3). Namun, pihaknya mulai khawatir. Sebab pemesanan tak ramai. Bahkan cenderung yang sudah memesan malah membatalkan.

Pemerintah, tambah Zulkifli hanya memberikan insentif untuk daerah yang sudah gemuk pariwisatanya. Sedangkan daerah lain yang saat ini sedang merintis tidak didukung. Padahal infrastruktur Kaltim yang masih minim, membuat biaya wisata lebih mahal. “Harusnya daerah seperti kita ini yang diberikan insentif, agar wisata kita juga bisa berjalan. Jangan yang sudah maju dibikin murah, semakin maju. Sedangkan kita dianggap mahal jadi tidak ada daya tarik,” tuturnya.

Pihaknya mengapresiasi pemerintah yang sudah mencari jalan keluar dari masalah corona. Namun, sayangnya solusi yang diberikan tidak merata. Insentif penerbangan hanya untuk daerah tertentu. “Tidak hanya Kaltim, saya yakin seluruh daerah kehilangan banyak wisatawannya. Sehingga harus adil insentifnya,” ungkapnya.

Menurutnya, penurunan wisatawan sudah puluhan persen sejak awal tahun. Belum lagi daerah ini belum mencatat pemesanan wisata. Sehingga pihaknya juga meminta agar daerah-daerah lain juga diberikan insentif, khususnya Kaltim. “Sebab, dampaknya sudah ke mana-mana. Kita berharap ada solusi untuk daerah lain yang tidak diberikan insentif ini,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X