Kerugian Bisnis Terancam Meluas

- Sabtu, 7 Maret 2020 | 11:53 WIB
Dayang Donna
Dayang Donna

Perekonomian Kaltim terancam menurun pada awal tahun ini. Sebab, pengiriman komoditas ke berbagai negara, utamanya Tiongkok sedikit terhambat. Bahkan ada yang harus membatalkan pelayaran.

 

SAMARINDA- Virus corona yang melanda Tiongkok ternyata tak hanya membuat sektor pariwisata menurun. Isolasi beberapa daerah dan ditutupnya pabrik-pabrik di Tiongkok turut membuat beberapa industri dalam negeri merugi.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Dayang Donna Faroek mengatakan, perdagangan saat ini mulai terdampak. Kadin Indonesia mencatat rata-rata industri mengalami penurunan hingga 30 persen sejak Januari 2020. Banyak sektor yang mulai terganggu, utamanya pariwisata dan perdagangan ekspor-impor.

“Kadin sebagai mitra strategis pemerintah berharap pemangku kepentingan memiliki kebijakan seputar ekspor-impor untuk mengatasi penurunan kinerja ini,” ujarnya, Jumat (6/3).

Dia menjelaskan, kerugian secara bisnis pasti ada imbas dari pengurangan penerbangan juga ketatnya pengiriman barang ekspor-impor. Apalagi Kaltim ekonominya masih bertumpu pada ekspor komoditas. Jika tidak segera diatasi, tentu bisa menyebabkan penurunan ekonomi daerah.

Namun sejauh ini, lanjut Donna, belum ada masalah produksi imbas kekurangan bahan baku yang diimpor. Kalaupun ada pengurangan, mungkin hanya karena permintaan masyarakat yang menurun. “Isolasi yang dilakukan Tiongkok cukup membuat ekspor kita terganggu. kita berharap pemerintah punya kebijakan yang bisa menahan agar dunia bisnis tidak lebih banyak merugi,” terangnya.

Terpisah, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA), Captain Zaenal Arifin Hasibuan mengatakan, banyak sektor yang mulai terganggu. Salah satunya di dunia pelayaran. Terutama industri pelayaran bidang ekspor-impor. Sebab daerah dengan kegiatan ekspor yang tinggi seperti Kaltim ikut mengalami penurunan kinerja perkapalan.

Saat ini, sudah banyak penundaan kedatangan kapal-kapal dari Tiongkok dan negara yang terdampak lainnya saat tiba di Indonesia. Pemeriksaan juga membutuhkan waktu dan menunggu, berarti penambahan biaya demurrage. “Selain penundaan kedatangan kapal, muatan-muatan dari pelabuhan Tiongkok juga mengalami penurunan drastis,” katanya.

Zaenal menambahkan, penurunan kegiatan perkapalan terjadi untuk mengangkut barang yang akan dikirim ke berbagai negara. Penutupan pabrik-pabrik di Tiongkok menyebabkan volume ekspor dari negara tersebut mengalami penurunan secara drastis. “Kita di dunia pelayaran terpaksa membatalkan jadwal kunjungan kapal ke negara tersebut,” ungkapnya.

Penundaan tersebut membuat industri pelayaran kehilangan kapasitas total mencapai sekitar 300 ribu- 350 ribu twenty-foot equivalent unit (TEU) per minggu. Jika ongkos kirim rata-rata sekitar USD 1.000 per TEU, berarti industri ini kehilangan pendapatan sebesar USD 300-350 juta per minggu.

Virus corona tidak hanya menghentikan kegiatan produksi di negara tersebut, tapi terdampak juga pada bisnis lanjutannya, yaitu logistik, pengiriman, bongkar muat, dan lainnya. “Saya yakin imbasnya tidak hanya pada bisnis pelayaran. Jika tidak diatasi, maka kerugiannya bisa semakin meluas,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X