SAMARINDA–Pemilu telah berakhir, namun permasalahan KTP elektronik (KTP-el) masih menjadi bulan-bulanan warga. Pada beberapa daerah seperti di Loa Janan Ilir masih banyak warga yang belum punya KTP-el.
Keluh kesah warga pun sangat terasa ketika diajak membahas KTP-el. Pasalnya, sudah bertahun-tahun mengurus, namun tak kunjung mendapatkannya.
Bambang Waluyo, ketua RT 24 Loa Hui, Loa Janan Ilir, mengatakan saat pemilu lalu warga masih banyak yang menggunakan surat keterangan (suket) pengganti KTP-el (suket). Berbagai usaha pun telah mereka lakukan untuk mendapatkan KTP-el. "Kami disuruh tunggu-tunggu saja oleh Capil (Dinas Kependudukan dan Catat Sipil). Disuruh perpanjangan terus. Tapi sampai sekarang tidak jadi-jadi juga," keluhnya kepada Kaltim Post.
Pihak RT menjadi serba-salah. Walaupun telah mengadukan ke kecamatan, namun pihak kecamatan malah menyuruh mereka melapor ke Capil. "Tapi pas di Capil, malah disuruh sabar. Kami selalu disuruh tunggu SMS. Sampai sekarang tidak ada di SMS juga," sambungnya.
Dengan jumlah sekitar 170 KK, hanya sedikit warga yang memiliki KTP-el. "Warga jadi malas memperbarui KTP, karena lama sekali prosesnya. Bahkan ada yang 3–4 tahun baru jadi," ujarnya.
Begitu pula yang dirasakan oleh RT 23, Harapan Baru, Loa Janan Ilir. Podo, ketua RT, pun mengatakan pemilu lalu sudah mengambil KTP-el milik warga. Namun, hanya sedikit milik warga yang jadi. "Dari 60 KK, sekitar 10 persen saja yang mendapatkan KTP-el. Sisanya pakai suket," ungkapnya.
Mereka berharap, pihak yang berwenang tidak mengulur waktu untuk pencetakan KTP-el milik warga. "Jangan terlalu lama waktunya," tambah dia.
Seluruh warga pun menginginkan adanya keadilan dalam proses pencetakan. "Jangan pilih-pilih lah kalau mau mencetak itu. Semuanya sama saja. Kami berharap secepatnya diproses," pungkasnya.
Sebelumnya, sejak Direktur Jenderal (Dirjen) Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh mengimbau petugas di Dinas Dukcapil daerah agar tidak perlu lagi menerbitkan suket baru. Karena Kemendagri telah menyediakan blangko KTP-el sebanyak 16 juta keping. Penghentian pencetakan suket berlaku sejak Senin (2/3).
Di Kota Tepian pun sejak awal tahun sudah mendapat 34 ribu keping blangko dan tersisa 4 ribu. (*/ela/dns/k8)