Ketua Perhapi Kaltim Bawa Konsep Lubang Bekas Tambang Dijadikan Polder

- Kamis, 5 Maret 2020 | 17:21 WIB
Andi Harun dalam seminar MembanguN Samarinda Tangguh Banjir.
Andi Harun dalam seminar MembanguN Samarinda Tangguh Banjir.

SAMARINDA – Lubang bekas tambang (void) selama ini menjadi biang masalah di Samarinda. Namun bagi Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Kaltim Andi Harun, lubang bekas tambang bisa dimanfaatkan untuk penanganan masalah banjir yang sudah bertahun-tahun membekap Samarinda. Hal itu dikatakan Andi Harun dalam paparannya di seminar “Membangun Samarinda Tangguh Banjir”, Kamis (5/3).

“Konsep yang saya tawarkan, void bisa dijadikan polder (penampungan air) untuk penanggulangan banjir,” kata Andi yang didaulat sebagai pembicara pertama. Lebih jauh, pria yang juga mencalonkan diri sebagai wali kota Samarinda ini menjelaskan, ada 3 konsep atau program yang diusungnya. Yakni program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

“Diantaranya pengendalian air di daerah hulu dengan cara revitalisasi DAS (daerah aliran sungai), reduksi banjir dari hulu dengan membangun waduk, polder dan lainnya. Selanjutnya pengendalian di daerah tengah dan pengendalian tata guna lahan dan normalisasi sungai,” bebernya. Selanjutnya kata dia, yang tak kalah penting adalah pengendalian banjir di daerah hilir dengan revitalisasi drainase, pengendalian sampah, serta proteksi pengaruh pasang surut Mahakam.

Andi Harun memandang, perusahaan atau industri tambang punya peran dalam menanggulangi banjir di Samarinda. “Selain pemanfaatan void, mereka juga bisa berperan lewat CSR,” katanya.  

Sebelumnya Andi mengatakan, karakteristik banjir di Samarinda terbagi menjadi tiga, yakni banjir kiriman, hujan lokal, air pasang sungai Mahakam dan gabungan antara banjir kiriman, hujan lokal dan pasang Mahakam. “Dengan peran semua pihak, dan tentu peran serta industri tambang, saya yakin masalah banjir di Samarinda bisa teratasi. Jadi tak boleh ada lagi yang mengatakan, bahwa banjir di Samarinda sudah biasa,” tegasnya.

Selain Andi Harun, pembicara lainnya yang dihadirkan adalah Prof Dr Ir Rudy Sayoga Gautama dosen Teknik Pertambangan FTIM Institut Teknologi Bandung, Arman Efendi ST MEng (Kasi Pelaksanaan BWS Kalimantan III), dan Desy Damayanti ST, MT (Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air, Dinas PUPR Samarinda).

Dalam kesempatan itu, Prof Rudy Sayoga Gautama mengatakan, konsep pemanfaatan void alias lubang bekas tambang adalah langkah yang tepat guna mencegah merembesnya air ke pemukiman yang diakibatkan dari faktor alam maupun faktor sosial.

"Karena Samarinda dipengaruhi pasang-surutnya air laut dan sungai, jadi pekerjaan yang paling besarnya adalah bagaimana membuat kanal-kanal menuju void , sambil nanti tahap keduanya void itu dikeruk lagi dan diperbaiki wilayah pinggirannya," ujarnya.

Prof Rudy mengasumsikan jika semua void yang ada di Samarinda terintegrasi, maka tidak menunggu waktu lama persoalan banjir akan segera teratasi. "Saya memang belum melihat semua void di Samarinda, namun bayangan saya kalau voidnya ini memang sudah bentuknya lubang tinggal ditata dan jadi prioritas. Usulan saya kalau bisa dibuat kanal-kanal agar air bisa mengalir ke void maupun sungai," jelasnya.

Sementara itu Desy Damayanti selaku Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air, Dinas PUPR Samarinda menunjukkan peta wilayah sungai melalui tayangan video singkat yang terlihat telah terjadinya penyempitan tepian anak-anak Sungai Mahakam, serta terjadi pendangkalan serius di sepanjang aliran sungai. (pro)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X