Kondisi Dua Pasien Positif Covid-19 Tinggal Keluhan Batuk

- Rabu, 4 Maret 2020 | 09:42 WIB
Rumah dua warga Depok yang positif virus Korona dipasangi garis polisi. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Rumah dua warga Depok yang positif virus Korona dipasangi garis polisi. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAKARTA– Dua warga Kota Depok yang positif Covid-19 kini diberi penyebutan kasus 1 dan kasus 2. Kondisi keduanya semakin baik setelah dirawat di ruang isolasi RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta Utara. Pemerintah meminta semua pihak berhenti menyebarluaskan privasi pasien kasus 1 dan 2.

Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk saya mendoakan, memberikan dukungan,  serta berempati kepada kedua pasien tersebut. Dia juga sudah memerintahkan kepada menteri untuk mengingatkan rumah sakit atau pejabat-pejabat pemerintah untuk tidak membuka privasi pasien.

’’Kita harus menghormati kode etik. Hak-hak pribadi penderita korona harus dijaga dan tidak boleh dikeluarkan kepada publik,’’ tegasnya di beranda belakang Istana Merdeka kemarin. Presiden juga meminta media untuk menghormati privasi kedua pasien sehingga secara psikologis mereka tidak tertekan. Harapannya, mereka bisa segera pulih kembali.

Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, kedua pasien sudah dalam kondisi baik. Mereka tidak menggunakan selang oksigen karena tidak sesak. Tidak pula memerlukan infus karena tidak ada kedaruratan. ’’Dan kemudian keluhan terakhir hanya masih batuk, tidak panas sama sekali,’’ lanjutnya.

Sementara pemeriksaan terhadap  dua orang yang tinggal serumah dengan pasien juga sudah dilakukan. Hasilnya, mereka negatif Covid-19. Pihak kemenkes juga masih terus melakukan contact tracing terhadap rekan-rekan pasien yang sempat berinteraksi. Khususnya yang hadir dalam acara dansa di Jakarta 14 Februari lalu.

Contact tracing ini diakuinya sulit. Apalagi bagi kelompok dansa yang diikuti salah satu pasien. Sebab kelompok tersebut beranggotakan multinegara. ”Ada yang tidak tahu asalnya mana. Di sana tidak ada absennya,” ucapnya.

Per Selasa (3/3) siang, Kemenkes juga hampir menuntaskan pemeriksaan 155 spesimen yang dicurigai sebagai Covid-19. Dua di antaranya adalah spesimen milik kasus 1 dan 2. Dari 155 spesimen, tinggal dua yang belum selesai diperiksa. Selebihnya negatif.

Yuri, panggilan Achmad Yurianto, juga memastikan bahwa warga yang meninggal di Cianjur negatif korona. ’’Dari data pemantauan kami, itu termasuk 155 yang negative (Covid-19),’’ tuturnya. Sehingga penyebab meninggalnya dipastikan bukan karena Covid-19 karena spesimennya dinyatakan negative. Pihaknya masih mencari tahu penyebab medis meninggalnya warga tersebut.

Terkait pemeriksaan spesimen itu pula, Yuri menyatakan masyarakat tidak perlu langsung melapor dan mengklaim suspect Covid-19. ’’Kalau semua wajib lapor kalau pilek bagaimana Indonesia ini,’’ tuturnya. Jadi tidak bisa seseorang mengklaim punya gejala flu lalu tiba-tiba datang ke RS minta diperiksa apakah dia positif atau negatif Covid-19.

Prosedur yang benar, bila sakit flu, maka memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan yang tersedia. Nanti dokter yang menangani yang akan menentukan kebutuhan perawatannya. Bila memang harus dirujuk, maka pasti dirujuk.

Pihaknya juga akan melakukan pendekatan dengan pihak RS yang sebelumnya menangani kedua pasien. Karena bagaimanapun, RS diawaki oleh tenaga medis yang tahu bagaimana cara mencegah dan mendeteksi dini gejala-gejala yang ada. Dirjen Yankes Kemenkes akan berbicara dengan Direktur RS.

Yuri juga mengklarifikasi perihal pasien tidak diberi tahu bahwa mereka positif Covid-19. ’’Nggak mungkin. Masa ada orang disuntik nggak diomongin,’’ sanggahnya. Tindakan yang dilakukan petugas medis menurutnya harus diinformasikan kepada pasien dan ditandangani formulis inform consent. Dia memastikan bahwa pasien sudah mengetahui hasil tesnya. Karena hasil tes itulah yang menjadi alasan mereka diisolasi. ’’Karena dia tahu, maka dia bersedia diisolasi,’’ imbuh pria yang juga menjabat Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes itu.

Yang jelas, saat ini yang tidak kalah penting adalah kesadaran untuk tidak mengekspos data pasien. Itu adalah ranah privasi dan berlaku secara internasional. Dia mencontohkan ABK Diamond Princess yang positif Covid-19. Otoritas Jepang hanya memberitahu ke pemerintah Indonesia bahwa mereka dirawat di kota Chiba. Bahkan nama-namanya pun tidak bisa didapatkan saat itu.

Di sisi lain, Yuri menjelaskan bahwa di negara asalnya, Tiongkok, penyebaran Covid-19 sudah menurun. Tambahan kasus dua hari lalu hanya 120, yang berarti terkecil sejak Januari. Sebaliknya, penyebaran di luar Tiongkok membesar. ’’Hampir 81 persen terfokus di 4 negara saja yaitu Korsel, Jepang, Iran, dan Italia,’’ terang Yuri. Itulah problem yang dihadapi dunia saat ini, termasuk di dalamnya Indonesia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X