TOKYO – Di tengah terselenggaranya acara dengan bayang-bayang virus korona, pelari Ethiopia, Birhanu Legese mempertahankan mahkotanya di Tokyo Marathon. Pelari 26 tahun itu kemarin meraih podium tertinggi dengan membukukan catatan waktu 2 jam 4 menit 15 detik. Lebih cepat 33 detik dari raihan yang dia buat musim lalu saat juga menjadi kampiun.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Tokyo Marathon tahun ini berlangsung dengan jumlah peserta terbatas yakni hanya sekitar 200 orang. Itupun khusus untuk para atlet elite dan kursi roda. Hal itu terjadi setelah seminggu lalu pemerintah Jepang membatalkan keikutsertaan 38 ribu peserta kategori umum sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus korona di Jepang.
Masyarakat yang menyaksikan gelaran ini di jalanan Tokyo juga menurun drastis. Data panitia yang dikutip Kyodo News menyebut ada sekitar 72 ribu penonton yang menyaksikan acara ini di sepanjang rute. Jumlah tersebut jauh menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 690 ribu.
“Rasanya luar biasa bisa mempertahankan gelar di sini,” ucap Legese dilansir Atletics Weekly. “Turnamen ini adalah alasan kenapa aku bekerja sangat keras sepanjang tahun,” tambahnya.
Di sektor putri, pelari Kenya, yang berkewarganegaraan Israel, Lonah Korlima Chemtai Salpeter, menjadi kampiun. Pelari 31 tahun tersebut menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 2 jam 17 menit 45 detik. (irr/tom)